Jumat besok, presiden terpilih Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mulai memanggil dan mewancarai calon-calon menteri. "Pemanggilan calon-calon menteri untuk komunikasi dan seleksi mulai 15 Oktober - namun bisa juga lebih cepat," kata Jubir SBY-Kalla, Andi Mallarangeng, kepada pers di kediaman SBY Puri Cikeas Indah, Rabu.
Semula Andi menyebutkan bahwa pemanggilan calon-calon menteri ini akan dilakukan mulai Kamis (14/10) setelah pembentukan struktur kabinet rampung dilakukan. Namun dalam keterangan pers kemarin Andi mengungkapkan bahwa rencana pemanggilan calon menteri ini diundur menjadi mulai Jumat besok. Tampaknya, itu terkait dengan pembentukan struktur kabinet yang belum juga rampung.
Andi mengungkapkan, pembentukan struktur kabinet sudah memasuki tahap finalisasi. Itu, katanya, dilakukan dengan restrukturisasi sangat terbatas untuk memertajam fungsi dan misi kabinet sesuai agenda dan prioritas pemerintahan periode 2004-2009.
Andi membeberkan bahwa SBY-Kalla lebih mementingkan calon menteri yang memiliki integritas, kapabilitas, dan fleksibilitas. Selain itu, dalam mengangkat anggota kabinet ini, SBY-Kalla juga memertimbangkan keseimbangan antara profesional dan partai - juga faktor kemajemukan masyarakat Indonesia.
Dalam kaitan itu, Andi mengimbau masyarakat agar mengawasi kinerja kabinet SBY-Kalla hingga dapat benar-benar bekerja dengan baik bagi kepentingan bangsa dan rakyat Indonesia. "Pemerintahan mendatang tidak akan seperti pemerintahan sebelumnya yang kerap mengganti personel di tengah jalan, atau membiarkan personel kabinet mengundurkan diri," katanya.
Andi menyebutkan, minimal dalam 100 pertama pemerintahan SBY-JK tidak terjadi pemberhentian mendadak anggota kabinet karena dinilai tidak becus, atau membiarkan salah satu pos kosong ditinggalkan personelnya. "Kami akan membentuk kabinet yang solid dan langgeng serta mau bekerja keras untuk kepentingan bangsa, negara, dan rakyat Indonesia. Karena itu, kami mengimbau pula kerja sama masyarakat agar turut membantu dan memberi masukan, kritik, dan saran terhadap kinerja kabinet kami," ujarnya.
Untuk mewujudkan kabinet yang solid dan langgeng, Andi menjelaskan, pemerintah mendatang akan terus melakukan evaluasi terhadap setiap kebijakan dan langkah yang dilakukan kabinet. Dengan demikian, diharapkan tidak terjadi penyelewengan atau personel kabinet bekerja seenaknya.
"Intinya, tidak ada kompetisi antaranggota dalam kabinet mendatang, melainkan saling berkoordinasi untuk menjalankan amanat yang diberikan rakyat agar perubahan yang dijanjikan benar-benar dapat diwujudkan," tandas Andi.
Di bagian lain, Andi memberikan klarifikasi seputar rencana pembentukan lembaga kepresidenan yang sedang digodok Tim Sebelas. Menurut Andi, SBY hanya ingin meningkatkan efektivitas staf kepresidenan dalam konteks sebagai lembaga tinggi negara yang mampu mendukung kinerja presiden dalam mengemban tugas dan tujuan pemerintahan.
Sebelumnya diberitakan adanya gagasan yang disebut-sebut digulirkan Tim Sebelas untuk membentuk lembaga kepresidenan yang memiliki sejumlah fungsi - antara lain mengevaluasi kinerja menteri-menteri, memberikan masukan masalah seputar hubungan internasional, serta memberikan masukan sehubungan dengan lembaga tinggi negara lain.
Menurut Andi, dalam tata pemerintahan, SBY menyadari bahwa telah ada lembaga-lembaga seperti Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, dan Sekretariat Presiden. Staf kepresidean ini, katanya, tidak dimaksudkan untuk merombak tatanan yang ada, melainkan untuk memertajam Sekretariat Presiden agar bisa lebih berfungsi mendukung kinerja presiden seperti harapan rakyat.
Untuk itu, saat ini sedang dirumuskan posisi dan tugas Sekretariat Presiden ini. Sementara soal personalianya belum ditentukan.
Klarifikasi ini sekaligus membantah pemberitaan tentang akan dibentuknya lembaga kepresidenan yang disusun oleh Tim Sebelas. Menurut data, yang disebut sebagai Tim Sebelas ternyata tidak ada.
Sementara itu, pakar komunikasi Effendi Ghazali mengatakan bahwa SBY-Kalla harus benar-benar berhati-hati atas setiap langkah dan ucapan berkenaan dengan struktur kabinet. Dia menekankan, apa yang diucapkan SBY-Kalla jangan sampai menjadi utang yang siap ditagih rakyat.
"Rakyat benar-benar menaruh harapan besar pada pasangan presiden dan wakil presiden terpilih. Jadi jangan sampai setiap langkah dan ucapan yang berkaitan dengan struktur kabinet menjadi utang yang siap ditagih kapan pun oleh rakyat," kata Effendi.
Pendek kata, lanjut Effendi, struktur kabinet mendatang harus benar-benar solid dan mau bekerja mewujudkan perubahan kehidupan bangsa menjadi lebih baik.
Sementara itu, Mensos Bachtiar Chamsyah mengaku bersedia menjabat Menko Kesra pada kabinet SBY-Kalla seperti yang selama ini diisukan. Namun dia mengaku belum dihubungi SBY-Kalla untuk menjabat posisi tersebut. "Belum ada yang menghubungi. Tapi pada prinsipnya saya siap mengabdi di mana pun," katanya.
Bachtiar juga menjelaskan bahwa masalah pengabdian tidak melulu harus di pemerintahan, terutama di kabinet. "Mengabdi pada bangsa dan negara itu bisa di mana saja," ujarnya.