Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Negara Jakarta, Rabu pukul 15.00 WIB secara resmi menyampaikan pidato politik pertama sebagai Presiden, setelah mengucapkan sumpah untuk menjabat Presiden bersama Wapres Yusuf Kalla pada Rapat Paripurna MPR, Rabu pagi.
Pada awal pidato politiknya, Presiden Yudhoyono menjelaskan bahwa dirinya mentaati aturan bahwa dalam rapat paripurna dengan agenda pengucapan sumpah presiden dan wakil presiden tidak ada pidato politik presiden. Karena itu ia berkesempatan untuk melaksanakan pidato politik dari Istana Negara.
Pidato politiknya diawali dengan sanjungan dan rasa terima kasih kepada mantan Presiden Megawati Soekarnoputri dan mantan Wapres Hamzah Haz, yang telah bersama-sama seluruh komponen masyarakat berhasil melaksanakan serangkaian pemilihan umum.
"Saya tetap akan menjalin silaturahmi dengan beliau, kita semua berterima kasih atas jasa, bhakti, dan pengabdian beliau untuk tetap menjaga konstitusi dan memimpin pemerintahan ini," kata mantan Menko Polkam pada masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri itu.
Kepala Negara mengatakan, jasa Megawati dan Hamzah Haz akan terukir dalam sejarah bangsa Indonesia.
"Kini saatnya kita bersatu dalam karya bersama. Kini saatnya menyatukan tekad untuk menghadapi tantangan dan persoalan rakyat, bangsa dan negara," katanya.
Secara khusus, Yudhoyono yang tampil di mimbar bertatahkan lambang kepresidenan RI berwarna hijau itu, menekankan keberhasilan bersama Indonesia atas capaiannya untuk melaksanakan Pemilu "paling ambisius" dan marathon yang pernah dilakukan oleh bangsa Indonesia.Masalah dalam negeri
Sikap dan etos kerja pemerintahan SBY-Kalla ditegaskan secara resmi dalam pidato politik pertama Presiden di Istana Merdeka, Jakarta, yaitu mengutamakan pengentasan berbagai masalah dalam negeri.
Untuk bisa melakukan hal itu, Yudhoyono menekankan bahwa dia dan wakilnya, Kalla, bertekad untuk mewujudkan pemerintahan yang bersih dan tanggap terhadap keperluan masyarakat, yang dicontohkannya di Nanggroe Aceh Darussalam, dengan mengedepankan pemerintahan yang peduli kepada rakyat.
"Kita akan mengedepankan juga pendidikan, kesehatan, dan dialog konstruktif dengan masyarakat," katanya.
Pemerintahan yang efisien dan jauh dari ekonomi biaya tinggi, katanya yang didampingi Kalla, menjadi salah satu tujuan untuk dilakukan.
Di balik semua keinginannya itu, Presiden Yudhoyono mengingatkan masyarakat bahwa tidak akan semudah membalikkan tangan untuk melakukan semua tugas, kepercayaan, dan amanat yang diembannya.
Yudhoyono --Menteri Koordinator Politik dan Keamanan masa Megawati Soekarnoputri-- juga mengajak dunia internasional untuk meningkatkan perdamaian, kesejahteraan sosial, dan kebersamaan.
"Terimalah uluran tangan persahabatan kami ini. Kami ucapkan terima kasih atas kesediaan para pemimpin negara-negara sahabat dalam acara pelantikan ini," katanya seraya mengucapkan nama-nama pemimpin negara dan pemerintahan yang hadir.
Sepanjang sejarah bangsa Indonesia, baru kali inilah pelantikan presiden barunya dihadiri oleh para pemimpin negara-negara sahabat, baik dari negara anggota ASEAN, Australia, atau pun negara Barat.