JAYAPURA
– Tujuh Anggota DPD RI melakukan kunjungan kerja ke Jayapura Papua, Senin
(23/11).
Pertemuan
berlangsung selama dua jam di Sasana Karya Kantor Gubernur Dok II Jayapura,
dengan agenda membahas masalah PT Freeport Indonesia dan pemaparan agenda PON XX
tahun 2020 dimana Papua menjadi tuan rumah.
Ketujuh
Anggota DPD RI diantaranya Parlindungan Purba, H Aceng Farouk Munawar Fikri,
Mesakh Mirin, Ibrahim Agustinus Medah, H Bahar Ngitung, Ferry FX Tinggogoy.
Gubernur
Papua dihadapan tujuh anggota Komite II DPD RI memaparkan beberapa agenda
Pemerintah Provinsi Papua yang sudah disepakati bersama yakni melaksanakan visi
misi Gubernur Papua yakni Bangkit, Mandiri dan Sejahtera, yang sudah dijadikan
dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), yang tentunya akan
menjadi fokus.
Selain
itu juga ada agenda penting lainnya yang direncanakan akan masuk agenda
nasional yakni mendorong UU Otsus Plus dapat masuk dalam
Prolegnas 2016.
“UU
Otsus Plus ini kita dorong untuk bisa masuk dalam Prolegnas (Program Legislasi
Nasional) lewat DPD RI,â€kata Gubernur Lukas Enembe saat menerima
langsung Komite II DPD RI dipimpin Ketuanya Parlindungan Purba.
Selain
dari ketiga agenda ini. Pemerintah provinsi juga fokus berbicara tentang PT
Freeport. “Jadi walaupun kami tidak diikutsertakan. Tapi saya mau katakan, kita
pemilik tanah ini. yang ada manusianya bukan tanah kosong. Orang di Jakarta
banyak bicara soal Freeport. Padahal kita ini wakil Pemerintah
Pusat. Kami juga inginkan pemerintah daerah ikut terlibat dalam bicara soal
Kontrak Karya tahun 2021,â€kata Gubernur Papua.
Dalam
pertemuan itu Gubernur didampingi Sekda Papua TEA Hery Dosinaen, Kepala Dinas
Perhubungan Yusuf Yambe Yabdi, Kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Asset
Daerah Papua Benyamin Arisoy.
Selain
itu juga, pemerintah provinsi ingin berjuang bagaimana smelter bisa dibangun di Papua. Walaupun saat ini Freeport
sedang membangun smelter di Gresik. Tapi Papua juga mau minta kuota. “Freeport
sudah mengeksploitasi sekian puluh ribu ton dari bumi Papua. Tapi kami minta
berikan kepada kami beberapa ribu ton saja untuk diolah di Papua,â€harapnya.
Sebab apabila
smelter dibuka di Papua akan menjadi potensi besar untuk
menyerap tenaga kerja yang lebih besar lagi, karena akan banyak
perusahaan – perusahaan pendukung yang didirikan di sekitar areal pembangunan
smelter.
Dalam
paparannya gubernur juga membeberkan tentang potensi kekayaan laut di perairan
Papua. Baik itu di wilayah utara, selatan dan barat Papua.
Kekayaan
alam lainnya yakni hutan Papua yang luar biasa, dimana dapat
memberikan hidup kepada masyarakat dunia.
“Seluruh
kekayaan kita ini semua masuk dalam UU Otsus Plus. Kita sudah atur itu. Jadi
saat ini kami sedang melakukan berbagai kegiatan penting. Papua sedang fokus
membangun, jadi kami mohon apapun itu agar jangan masukkan menjadi isu
politik,â€pintanya.