JAYAPURA – Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Papua mengumumkan penurunan bahan bakar minyak (BBM) yang mulai berlaku sejak 4 Januari lalu, tak lantas berpengaruh signifikan terhadap harga bahan pokok (bapok).
Hasil kalkulasi Disperindag menunjukan penurunan BBM sekitar 3,5 persen, sementara ongkos distribusi 3 persen, maka penurunan Bapok hanya 0,1 persen.
Demikian dikatakan Plt. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Papua, Elsye Pakade, saat ditemui pers di Jayapura, Jumat (8/1).
“Struktur harga transportasi dan distribusi itu hanya 3 persen, bila dibandingkan dengan penurunan BBM 3,5 persen berarti penurunan hanya bapok 0,1 persen saja. Sehingga tidak berpengaruh signifikan penurunan BBMnya,†kata dia.
Hal lain yang perlu diketahui, lanjut Elsye, sekitar 85 persen bahan pokok di Papua, didatangkan dari luar daerah. “Jadi, tidak bisa dengan adanya penurunan BBM langsung menurunkan harga. Apalagi, stok Bapok yang beredar sekarang ini masih diorder dari tiga bulan lalu. Makanya pedagang rata-rata masih melakukan penjualan dengan harga lama,†terangnya.
Ia menilai hal penting yang perlu dilakukan saat ini adalah menjaga ketersediaan stok. Dilain pihak, pihaknya juga akan senantiasa berkoordinasi dan menjalin hubungan baik dengan distibutor supaya supaya jangan terjadi spekulan, dimana pihak pedagang sengaja menahan bapok.
“Kalau itu terjadi maka, ketersediaan barang bakal sulit. Makanya perlu dibangun koordinasi sehingga kita selalu dapat informasi dengan tujuan supaya stok terjaga. Tetapi kita juga tiap hari lakukan pemantauan harga yang harus dilaporkan ke pusat sebelum jam 10 pagi,†tuturnya.
Ditambahkan dia, diawal bulan sebelum BBM turun harga mie instant juga sudah mengalami penurunan harga sekitar Rp500. Akan tetapi ada Bapok tertentu yang juga mengalami kenaikan. “Seperti beras akibat pengaruh gagal panen karena el nino dibeberapa tempat. Namun untuk beberapa bahan lain yang sempat naik saat Natal, cabe sudah normal.
“Cabe ini kan tidak masuk dari luar daerah, kemudian produksi lokal Jayapura dipasok ke Wamena. Akhirnya stok di Jayapura menjadi sedikit dan harga naik. Tapi namanya menghadapi hari raya kita tidak bisa menghindar dari perubahan harga yang singkat karena kebutuhan tinggi,†tutupnya.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Elia Loupatty meminta pedagang dan Organisasi Angkutan Darat (Organda) untuk segera menurunkan harga jual atau tarif jasa angkutan darat berkaitan dengan telah diturunkannya harga bahan bakar minyak (BBM) oleh Pertamina.
Harga BBM berdasarkan Kepmen ESDM no.2K/12/MEM/2016, jenis minyak solar Rp.5.650, premium RON 88 Rp.6.950, pertalite Rp 8.100, Pertamax Rp.11.400, sementara Pertamina Dex Rp.17.000. Pertamina memastikan stok BBM berada pada level aman.