Pemerintah Provinsi Papua
mengumumkan ada sebanyak 741 pelajar asal Papua, yang mengambil studi ke luar
negeri. Diantaranya mengambil program studi S1 dan S2 serta Sekolah Menengah
Atas (SMA), dan tersebar di 13 negara di dunia.
“Kebanyakan diantara mereka mengambil studi di
Amerika Serikat. Seperti di negara bagian California, Toronto, Seatle dan juga
Colorado,†terang Kepala Biro Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Setda
Provinsi Papua Besem Gombo, kemarin.
Menurut dia, untuk membiayai kebutuhan seluruh
pelajar ini, Pemerintah Provinsi Papua menyiapkan anggaran Rp300 milyar lebih
setiap tahun. Dana itu sudah termasuk biaya pendidikan dan juga biaya hidup.
Masih dikatakan dia, pada tahun ini Pempov
Papua tak lagi mengirim putra putri asli Papua untuk mengambil studi belajar di
luar negeri. Kebijakan ini sudah berlaku sejak 2016 lalu.
“Tahun ini kami tidak lagi rektrut karena di
2015 lalu Pemerintah provinsi melalui Biro Pengembangan SDM sudah melakukan perekrutan yang banyak. Ini
berpengaruh pada keuangan daerah sehingga kami harus stabilkan keuangan yang
ada baru kembali melakukan pengiriman,†kata dia.
Dia menambahkan, pemangkasan anggaran dari
Pemerintah Pusat, turut membawa pengaruh bagi anak – anak Papua yang belajar
diluar negeri.
“Makanya sudah tidak ada lagi pengiriman.
Belum lagi nilai setiap tahun harus siapkan Rp300 miliar lebih sehingga perlu
ada penyusaian terlebih dahulu,†kata dia.
Sebelumnya, Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Elia Loupatty mengatakan bakal meninjau ulang
pihak ketiga yang selama ini menjadi perantara untuk para mahasiswa Papua melakukan
studi di luar negeri.
Pada kesempatan itu, Elia juga minta kepada
mahasiswa Papua yang sedang melaksanakan studi di luar negeri dengan biaya yang
cukup besar agar dapat menjalankan ilmunya dengan baik.
“Kepada anak-anak yang sekolah di luar negeri,
saya harap bersekolah dengan baik karena biaya yang dikeluarkan ini cukup besar.
Buatlah Papua bangga dan kembali setelah menimba ilmu untuk membangun di negeri
ini,†ajaknya.