Pemerintah Pusat menantang para bupati dan
walikota di Bumi Cenderawasih untuk menanam jagung di areal perkebunan, dalam
upaya meningkatkan hasil produksi dan pendapatan petani di Provinsi Papua.
Hal demikian disampaikan Dirjen Perkebunan Kementerian
Pertanian, Ir. Bambang, MM saat memberikan keterangan kepada pers, Selasa
(14/3) di Jayapura, pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) dalam rangka koordinasi
dan konsultasi pembangunan perkebunan se – Papua 2017.
“Saya tantang bupati dan walikota menanam jagung dibawah
pohon kelapa atau dekat pohon cengkeh. Dengan demikian kita harapkan pendapatan
dan hasil produksi petani meningkat. Tetapi juga memperbaiki kebun kita yang
selama ini tidak terurus,” kata dia.
Menurut Bambang, Menteri Pertanian telah berjanji untuk
memberikan bantuan benih dan pupuk jagung kepada bupati dan walikota. Ia pun
meminta para kepala dinas perkebunan provinsi dan kabupaten untuk membantu
memfasilitasi petani agar dapat memperoleh pinjaman perbankan maupun dukungan
dari sektor swasta.
“Soal benih dan pupuk sebenarnya berapa pun usulan dari
bupati, Mentan janji akan dukung dan respon. Karena itu saya minta bupati dan
walikota mari berlomba-lomba lah sampaikan usulan dalam satu dan dua minggu
kedepan untuk kita memulai penanaman jagung 2017 ini,” imbaunya.
Pada kesempatan itu, Bambang menyoroti potensi sumber daya alam
Papua, dimana dari sekitar dua juta hektar lahan perkebunan dan pertanian
Papua, baru ditanami sekitar 26 persennya saja.
Ia pun lantas meminta bupati di Papua untuk menggenjot
pengembangan berbagai komoditas perkebunan selain jagung. Terutama perkebunan
rakyat yang diyakini mampu memberi ruang kepada pihak swasta untuk ikut
berinvestasi.
“Sebab banyak komoditas perkebunan rakyat yang bisa dikembangkan.
Seperti kopi, kakao, kelapa dan sagu. Saya lihat komoditas ini juga potensial
di Papua. Apalagi saat ini berbagai komoditas perkebunan sedang dicari-cari pasar
dalam maupun luar negeri,” ujar dia.
Dia menambahkan, pangsa pasar perkebunan saat ini sangat terbuka
lebar hanya untuk menggerakkannya, para petani diminta meningkatkan kinerja serta
bekerja keras membangun perkebunan Papua.
“Komoditas perkebunan saat ini harganya membaik. Kita lihat untuk
lada harganya sampai Rp150 ribu per kilo. Kemudian cengkeh Rp175 ribu walaupun
menurun tapi masih diatas seratus ribuan.”
“Kakao dulu Rp20 ribu tapi sekarang Rp40 ribu. Hanya mungkin
di Papua karena kelembagaan petani belum terbina dengan baik sehingga petani
masih jual sendiri-sendiri. Inilah yang membuat petani Papua masih belum
nikmati harga yang layak sesuai harga petani. Oleh karena itu, keberadaan kami
di Papua untuk mendiskusikan masalah ini agar ada solusi untuk peningkatan
kesejahteraan para petani perkebunan di tanah ini,” pungkasnya.