Pemerintah Provinsi Papua
mengakui sekitar 60 persen masyarakat di pegunugan bergantung pada umbi-umbian.
Oleh karena itu, instansi terkait diminta untuk dapat menjawab kebutuhan
masyarakat tersebut, sehingga tak terjadi kerawanan pangan umbi-umbian seperti
yang pernah terjadi di masa lalu, yakni di Yahukimo dan Lanny Jaya.
Hal demikian disampaikan Sekda Papua Hery
Dosinaen pada Rapat Kerja Teknis (Rakernis) Dalam Rangka Koordinasi dan
Konsultasi Pembangunan Perkebunan se Provinsi Papua tahun 2017, Selasa (14/03)
di Jayapura.
Menurut Sekda, Rakernis yang dilaksanakan kali
ini, diharapkan menghasilkan pemetaan komoditi dibidang perkebunan. Dengan
demikian, diharapkan instansi terkait dapat mulai memberikan pemahaman kepada
masyarakat dan kelompok pertanian yang ada, guna membuka lahan dalam upaya
menanam komoditi unggulan tersebut.
Pada kesempatan itu, Sekda menyoroti
masih belum optimalnya pengembangan komoditas unggulan, terutama di bidang
perkebunan, padahal menjadi bagian terpenting yang harus diperhatikan oleh
pemerintah kabupaten dan kota.
“Karena itu, saya minta instansi terkait di
masa mendatang dapat mendorong masyarakat, untuk fokus mengembangkan komoditas
perkebunan yang dianggap mampu dan mendukung kebutuhan masyarakat. Termasuk
untuk komoditi unggulan yang mudah dikembangkan oleh para petani di Papua.”
“Apalagi Pemerintah Provinsi Papua dibawah
kepemimpinan Gubernur dan Wakil Gubernur Lukas Enembe - Klemen Tinal, sangat
memberikan perhatian penuh kepada sektor perkebunan.”
Sementara itu, kegiatan Rakernis Dalam Rangka
Koordinasi dan Konsultasi Pembangunan Perkebunan, dibuka secara resmi oleh
Gubernur Papua yang diwakili Sekda Papua Hery Dosinaen.
Pada kesempatan itu, Dirjen Perkebunan
Kementerian Pertaninan RI, Ir.Bambang, MM menyerahkan penghargaan kepada dari
Kementerian Pertanian kepada Gubernur Papua yang dinilai serius memberikan
perhatian di bidang perkebunan maupun pertanian.