Pemerintah Provinsi Papua
mengkonfirmasi jumlah kasus HIV/AIDS di Papua sampai dengan Maret ini mencapai
26 ribu kasus.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius
Giyai mengatakan hal itu kepada wartawan, disela-sela pencanangan “Toki Pintu”
dalam rangka hari TB sedunia tahun 2017, Selasa (21/03) kemarin.
Meski begitu, Aloysius Giay mengatakan
kenaikan jumlah kasus HIV/AIDS tersebut bukan merupakan temuan baru, tetapi
merupakan penderita lama yang belum ditemukan pada tahun yang lalu.
“Sebenarnya secara umum tren laju epidemi
HIV/AIDS di Provinsi Papua sudah mulai menurun. Memang ada peningkatan sebanyak
26 ribu lebih penderita HIV/AIDS, dibanding tahun lalu sekitar 25.125”.
“Tapi penemuan kasus baru HIV/AIDS di Papua
ini sebenarnya bukan baru tapi mereka itu ternyata sudah mengidap lama hanya tapi
baru ditemukan,” tutur dia.
Menurut dia, penambahan kasus HIV/AIDS yang baru-baru
ini temukan, sebagian besar di Kabupaten Jayawijaya, Merauke, Nabire, Mimika
dan Kota Jayapura. Hanya, angka temuan kasus baru terbanyak terjadi di Kabupaten
Mimika dan Jayawijaya.
“Mereka pun yang telah ditemukan itu langsung dilakukan
pengobatan oleh pihak kesehatan setempat. Termasuk kita mengajak mereka untuk
ikut mensosialisasikan bahaya HIV dan AIDS di tanah ini,” kata dia
Dia menambahkan, pemerintah provinsi saat ini
fokus pada pengobatan Orang Dengan HIVAIDS (ODHA) yang telah terdeteksi selama
ini.
Dinas Kesehatan juga bekerja sama dengan
Komisi Pennanggulangan AIDS (KPA) maupun komunitas anti-HIV/AIDS, serta rutin
melakukan sosialisasi maupun pendampingan
kepada masyarakat.
Dinas Kesehatan Provinsi Papua juga meminta masyarakat
ikut berperang melawan penyebaran HIV dan AIDS di tanah ini. Sebab sampai
dengan saat ini, dunia kesehatan di seluruh dunia belum dapat menemukan obat
atau penawar untuk menyembuhkan penyakit mematikan tersebut.