Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan
kesiapannya untuk mendukung pelaksanaan pembangunan yang sementara digalakkan
oleh pemerintah provinsi.
Lembaga penyelenggara statistik tersebut juga
siap berkontibusi untuk menyumbangkan pemikiran dalam rangka peningkatan
perekonomian daerah, pengentasan kemiskinan, pengurangan angka pengangguran
serta hal terkait lainnya untuk kesejaheraan rakyat.
“Apalagi
pelaksanaan Otonomi Khusus tinggal menyisahkan waktu lima tahun di negeri ini. Makanya
saya kira kita harus sama-sama berpikir mencari solusi secara matang. Sebab Tuhan
sangat baik sudah memberikan alam Papua yang kaya dengan potensi besar”.
“Tapi tak dipungkiri sampai saat ini masih
banyak orang asli Papua yang hidup dalam kemiskinan dan keterbelakangan,” jelas
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Simon Sapary di Jayapura, pekan
kemarin.
Simon melanjutkan, yang perlu dilakukan saat
ini adalah bagaimana pemerintah provinsi berupaya mencari “benang merahnya”
yang menjadi letak permasalahan mengapa Papua yang memiliki kekayaan alam
melimpah, namun masyarakatnya sebagian besar masih miskin. Diantaranya dengan
melakukan pendekatan berbasis masyarakat adat.
“Memang tak dipungkiri program pemerintah saat
ini sanga baik sehingga terjadi penurunan angka kemiskinan, pengangguran,
ekonomi bertumbuh dan lainnya. Tapi patut diakui bahwa masyarakat Papua yang
sejahtera di negerinya sendiri belum menyeluruh”.
“Karena itu, kita juga berharap dengan
kehadiran Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dapat bersinergi dengan BPS
dan bekerja sama untuk melihat hal-hal yang esensi, serta mencari solusi agar
masyarakat Papua bisa disejahterakan di negerinya sendiri,” kata dia.
Senada disampaikan Kepala Badan Perencanaan
dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Papua, M. Musa’ad. Ia mengatakan program pembangunan tahun ini,
akan lebih melibatkan masyarakat adat dengan pendekatan berbasis kultur budaya.
“Sebab pembangunan berbasis kultur budaya
dinilai penting, mengingat tingkat kesejahteraan masyarakat di Papua belum
merata antara satu dengan lainnya. Hal demikian dapat dilihat dari Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) Kota Jayapura yang mencapai 78 poin, sedangkan
Kabupaten Nduga hanya 25”.
Ditempat terpisah, Kepala Dinas Tanaman Pangan
dan Holtikultura Papua Semuel Siriwa menyampaikan hal yang sama. Sehingga pada
tahun ini, pihaknya akan mendorong pengembangan komoditas berbasis wilayah adat
yang diharapkan dapat menopang kebutuhan tanaman pangan dan holtikultura di
masing-masing daerah, sebagaimana visi dan misi Gubernur dan Wakil Gubernur.
“Sebab upaya untuk mendorong pengembangan komoditas
berbasis wilayah adat dipandang penting, mengingat komoditas pangan yang ada
bakal diadakan untuk menopang kebutuhan pangan di daerah massing-masing,” kata
dia.