Pemerintah kabupaten dan kota diminta untuk
memaksimalkan dana Otonomi Khusus (Otsus) yang turun, guna menekan prevalensi penyakit
endemis seperti kusta, filariasis dan malaria.
"Saya harapkan agar teman-teman Dinas
Kesehatan kabupaten dan kota dapat memaksimalkan dana Otsus maupun dana alokasi
kesehatan yang turun dari provinsi. Dengan begitu, kita yakin bisa mencapai
standar nasional dalam hal penurunan penyakit endemis di provinsi ini,” tutur
Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai, di Jayapura, pekan kemarin.
Menurut dia, beberapa hasil positif yang
diraih dalam bidang kesehatan beberapa tahun terakhir, diantaranya menurunnya
angka kematian Ibu (AKI) dari 575 per 100 ribu kelahiran hidup, menjadi menjadi
380 per 100 ribu.
Hal yang sama juga menurun pada angka kematian
balita (AKB), dari angka 54 per 1000 kelahiran hidup menjadi 13 per 1000
kelahiran hidup. Meski begitu, pihaknya merasa masih perlu kerja keras dalam
meningkatkan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pemeriksaan kehamilan
sebanyak 4 kali (K4).
“Memang selama ini Pemprov mampu memberikan
jaminan kesehatan terhadap orang asli Papua dimana layanan rujukan peningkatan
dari 80 persen menjadi 100 persen. Namun kita tetap berupaya untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat”.
”Kemudian pada 2016, sebanyak 10 kabupaten
telah memperoleh piagam penghargaan imunisasi dasar lengkap dari Kementerian
Kesehatan. Karena itu, kita mendorong terus supaya pelayanan kesehatan di
kabupaten juga bisa terus meningkat,” harap dia.
Meski telah banyak peningkatan pelayanan
kesehatan, ia tak menampik banyak daerah di Bumi Cenderawasih belum terjangkau
tangan pelayanan kesehatan secara maksimal. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan
berkeinginan merekrut tenaga Satuan Tugas Kaki Telanjang (Satgas Kijang).
Perekrutan ini, diharapkan mampu mendekatkan
pelayanan kepada masyarakat, lebih khusus bagi mereka yang berdomisili di
daerah terisolir. Sehingga derajat kesehatan masyarakat di wilayah perkampungan
dapat meningkat dibanding sebelumnya.
“Sebab
kita melihat bahwa Satgas Kijang ini mendapat apresiasi dari masyarakat yang
ada di pedalaman. Sehingga kita perlu memperbanyak tenaga Satgas ini supaya
pelayanan kesehatan di wilayah terisolir mampu berjalan lebih baik dan
maksimal,” terang dia.
Ia mengklaim keberadaan Satgas Kijang sebelumnya telah
mampu memberikan harapan baru dalam mengurangi angka kematian. Dilain pihak,
telah penurunan jumlah penyakit sehingga mendapat dukungan dari masyarakat
kampung.