Pemerintah Provinsi Papua mengimbau masyarakat untuk dapat
menggunakan produk lokal dalam kehidupan sehari-harinya. Pemerintah Kabupaten
dan Kota juga diminta gencar mengkampanyekan penggunaan produk lokal, sehingga
dapat meningkatkan pelaku ekonomi asli Papua.
“Sudah saatnya bagi kita, lebih khusus pemerintah kabupaten
dan kota supaya mulai mengimbau warga untuk menggunakan produk lokal. Sebab
produk lokal sudah banyak yang tidak kalah dengan yang dibuat dari luar. Sebab
dengan begitu, kita bisa meningkatkan ekonomi pelaku usaha di tanah ini,”
terang Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua, Elia
Loupatty di Jayapura, kemarin.
Elia yang juga Penjabat Bupati Sarmi ini mempromosikan minyak
kelapa merk Pico yang diolah oleh masyarakat kota “ombak” tersebut. Produk
lokal itu, kata dia, selain baik untuk dikonsumsi tetapi juga memiliki kandungan
gizi yang tinggi.
“Minyak kelapa Pico dari Sarmi memang ini kita sudah pernah mencoba
dan setiap masakannya sangat enak. Sehingga layak untuk mulai dijual keluar
Sarmi. Apalagi harga yang ditawarkan cukup murah”.
“Karena itu, kita ingin supaya minyak kelapa ini bisa lebih
mendunia. Dan memang untuk kalangan masyarakat Jayapura, minyak kelapa ini
sudah cukup dicari. Karena hasil masakannya sangat baik dan sehat,” kata dia.
Sependapat dengan itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan
Koordinasi Penyuluh Provinsi Papua Robert Edi Purwoko mengaku siap mendorong
pengembangan pangan lokal di kabupaten dan kota guna memenuhi kebutuhan
masyarakat serta menghindari kerawanan pangan.
“Kita mendorong pemerintah kabupaten dan kota untuk mulai
terbiasa mengkonsumsi pangan lokal. Dimana hal itu nantinya akan terus
disosialisasikan pada setiap iven pemerintahan maupun rumah tangga”.
“Dengan harapan kedepan dapat berpengaruh pada peta
kerawanan pangan di provinsi ini kedepannya,” kata dia.
Edi menambahkan, Dinas Ketahanan Pangan dan Koordinasi
Penyuluh saat ini tengah memetakan wilayah yang masuk kategori rawan pangan.
Pemetaan dilakukan berdasarkan survei, namun khusus untuk wilayah pegunungan
sudah pasti berada pada status cukup rawan.
"Tapi tak hanya di pegunungan, sebenarnya untuk wilayah
pesisir juga berstatus cukup rawan. Hanya peta kerawanan ini berbasis pada
komoditas beras, namun sebenarnya untuk wilayah Papua lebih bergantung pada
makanan umbi-umbian”.
“Dengan kata lain, sebagian besar masyarakat Papua
mengkonsumsi umbi-umbian di wilayah Papua. Inilah yang juga menjadikan daerah
pedalaman di Papua tak masuk dalam kerawanan pangan karena mengkonsumsi makanan
lokalnya,” tutur dia.