Pimpinan Eliminasi Malaria untuk Asia Pasifik,
Nafsiah Mboi mendorong Provinsi Papua untuk merdeka dari penyakit malaria. Ia
pun berharap penyakit ini dapat dieliminasi paling lambat sebelum pelaksanaan
Pekan Olahraga Nasional (PON) 2020 di Papua.
“Sebab kalau mau gelar PON tetapi kalau masih
ada malaria nanti orang takut ke Papua. Jadi kalau bisa harus bikin supaya tiada
malaria saat pelaksanaan PON di Papua,” terang Nafsiah pada Workshop Percepatan
Eliminasi Malaria di Papua, Senin (8/5) di Jayapura.
Nafsiah berharap agar Papua benar-benar maksimal
untuk terbebas dari malaria. Dalam artian, Papua tak lagi harus berpikir untuk
mengontrol dan mengendalikan malaria. Tetapi berupaya menghilangkan penyakit
tersebut.
“Kalau bisa jangan lagi ada malaria di rakyat
kita. Sebab penyakit ini bisa dicegah, dideteksi dan diobati. Karena itu, kita kumpulkan
semua pihak di Papua agar turut berkomitmen tinggi melawan penyakit ini”.
“Hanya kalau mau eliminasi malaria tentunya
butuh kerja sama antara pemerintah dan unsur masyarakat. Dimana kita
mengusulkan supaya ada gerakan bebas malaria di Papua. Sebab memang ada
penurunan malaria di Papua, namun kalau bisa sebelum 2030 penyakit ini sudah
dieliminasi,” tuturnya.
Sementara itu, Gubernur Lukas Enembe meminta
semua pihak di Papua kerja keras untuk pemberantasan penyakit malaria. “Sebab
untuk bisa mem berantas penyakit ini perlu dukungan semua pihak,” kata dia.
Dia menambahkan, eliminasi malaria merupakan
upaya untuk menghentikan penularan penyakit di suatu daerah. Hanya meski tidak
ada penularan malaria, bukan berarti tidak ada kasus.
“Sebab bisa jadi kasus impor atau vector
malaria di wilayah tersebut kemungkinan masih ada, sehingga kewaspadaan untuk
mencegah penularan masih tetap ada”.
“Oleh karena itu, sebagai Gubernur Papua, saya
tegaskan kepada semua pihak yang ada di Papua untuk bersama-sama melaksanakan
eliminasi malaria sesuai dengan tupoksi masing-masing,” ucap dia.