Pemerintah Provinsi sepakat dengan Persekutuan
Gereja Gereja Papua (PGGP) yang menolak setiap gerakan maupun tindakan
radikalisme, seperti Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) maupun Front Pembela Islam (FPI).
Penegasan ini disampaikan Wakil Gubernur Papua
Klemen Tinal, saat menerima ribuan massa dibawah pimpinan PGGP, Senin (15/5),
saat menggelar unjuk rasa di Halaman Kantor Gubernur Dok II Jayapura.
Klemen mengatakan aspirasi tersebut, merupakan
semangat yang juga didorong sejumlah daerah di Indonesia. “Sehingga ini
merupakan hal yang sangat positif dan baik. Juga untuk mengingatkan semua warga
negara dimana pun berada bahwa demokrasi Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945
melandasi semua sendi-sendi kehidupan masyarakat”.
“Karena itu, pesan moral ini akan turut
disampaikan ke pusat, agar apa yang disampaikan oleh rakyat Papua bisa
ditindaklanjuti dengan memberikan rasa aman dan damai kepada semua orang dan warga negara dimanapun berada,” harap
dia.
Sementara itu, kedatangan massa PGGP membawa
berbagai spanduk, diantaranya bertuliskan penolakan terhadap penangkapan Ahok. Para
pendemo juga tegas menuntut Pemerintah untuk membubarkan ormas-ormas radikal
seperti HTI, FPI dan Ikhwanul Muslimin.
Sekitar delapan poin yang menjadi pernyataan
sikap dari PGGP dan sejumlah umat kristen yang menggelar unjuk rasa kemarin.
Diantaranya, Gereja-Gereja di Papua tegas mendukung Pancasila, UUD 45, Bhineka
Tunggal Ika, NKRI.
Mendesak pemerintah, melalui dekrit Presiden,
agar melarang kelompok dan gerakan radikalisme yang tidak toleran berkembang di
Indonesia, khususnya HTI, FPI, Ikhwanul Muslimin.
Mendesak agar semua suku, agama dan umat
beragama yang adalah warga negara Indonesia diperlakukan sama di hadapan hukum.
Menolak politik berdasarkan tekanan mayoritas
jumlah penganut agama dan suku yang menyingkirkan fakta pluralitas agama/ suku,
dan yang merendahkan etnis dan agama minoritas.
“Kita juga menentang mafia dan politisasi peradilan di
Indonesia seperti yang terjadi kepada Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), padahal
yang bersangkutan merupakan orang taat beragama dan sangat menghargai agama
lain. Kami mendesak agar Ahok segera dibebaskan,” kata Ketua Umum PGGP, Mgr.
Leo L Ladjar OFM.