Kepolisian Daerah Papua
tengah menyelusuri dan mencari pelaku penyebar hoax di media sosial. Hoax
tersebut menuding institusi TNI/Polri sebagai pelaku tindak kekerasan yang
terjadi di Kota Jayapura akhir-akhir ini.
Menurut Kapolda Papua Irjen Boy Rafli Amar,
pihaknya sudah menugaskan tim siber crime untuk mencari para pelaku penyebar
hoax tak bertanggung jawab tersebut.
“Tentu apabila mereka ada di dekat (wilayah
Papua) kita lebih mudah melakukan pencarian. Tetapi jika jauh (luar Papua),
maka kita perlu kerja sama dengan teman-teman di daerah lain untuk melakukan
pengungkapan,” tutur dia.
Kapolda menduga, pelaku penyebar hoax bisa
saja berasal dari luar Papua. Sebab tujuan penyebarluasan berita hoax itu,
untuk menimbulkan keresahan di tanah ini.
“Namun sekali lagi kita tegaskan bahwa isu dan
berita hoax di media sosial sudah kita pastikan tidak benar. Apalagi info dalam
satu hari ada pembunuhan dan sebagainya yang dilakukan oleh pihak institusi
tertentu.”
“Sehingga kalau ada masyarakat yang menerima
itu, kami imbau jangan mudah percaya. Sekali lagi itu adalah sengaja digulirkan
untuk menimbulkan keresahan di dalam lingkungan masyarakat,” imbaunya.
Ia menambahkan, pihak kepolisian terus
bergerak cepat mengungkap pelaku tindak kekerasan yang terjadi di Kota Jayapura
sepanjang akhir pekan kemarin.
Bahkan pihak kepolisian juga telah memeriksa
35 orang dan diantaranya sudah ditetapkan sebagai tersangka. “Kalau hasil
pemeriksaan hingga Sabtu (20/5) kemarin, sudah ada tiga yang ditetapkan
tersangka dalam pengeroyokan di Waena yang menyebabkan seorang warga pegunungan
tewas.”
“Tentu kita akan lihat perkembangannya
beberapa waktu kedepan dan bisa jadi ada tambahan daftar tersangka,”
jelasnya.