Pemerintah Provinsi Papua mengimbau masyarakat
untuk tak gampang terpancing dan tersulut emosi, menyikapi setiap bentuk
permasalahan maupun ancaman provokasi yang berpotensi menimbulkan konflik di
tanah ini.
Kepada wartawan di Jakarta, usai menerima
penghormatan sebagai Sultan Raja Panglima Besar dan anak adat Sholihin Jusuf
Kalla DT. Rajo Penghulu Suku Kutianyar, di Padang, Sumatera Barat pekan kemarin,
Gubernur Papua Lukas Enembe berharap masyarakat terus menjaga kerukunan dan
kedamaian yang sudah dibangun dan terpelihara selama ini.
“Saya minta kita menjaga kesatuan negara ini.
Kebhinekaan yang sudah terpelihara pun harus mesti dipertahankan. Karena nya,
bagi seluruh masyarakat Papua, baik yang ada di gunung maupun pesisir dan
kepulauan, waspadailah segala bentuk perpecahan dengan isu suku, agama maupun
ras”.
“Harus diakui bahwa Indonesia yang besar ini
tidak bisa diurus oleh salah satu kelompok. Sebab itu, saya harap masyarakat
tetap jaga kerukunan dan kedamaian dan terutama tidak terprovokasi oleh oknum
yang tidak bertanggung jawab,” terang Lukas menyikapi kondisi keamanan di Kota
Jayapura, akhir pekan kemarin.
Ia juga menyerukan umat kristiani di Bumi
Cenderawasih, untuk dapat memelihara kebhinekaan memasuki pekan pertama di
bulan puasa. Masyarakat non muslim, sambung dia, wajib menghormati warga yang
sedang berpuasa.
“Saya ingin sampaikan kepada seluruh
masyarakat Papua, memasuki bulan puasa dan jelang Hari Raya Lebaran, saya minta
jaga situasi keamanan di lingkungan masing-masing. Silahkan umat muslim merayakan
ibadah puasa dengan penuh damai,
sementara umat kristen dan lainnya turut memelihara situasi keamanan”.
Sementara mengomentari kericuhan di jalan raya
Abepura – Sentani, yang dipicu dugaan pembakaran Alkitab oleh oknum TNI
beberapa hari lalu, Lukas lagi-lagi meminta masyarakat untuk lebih dulu
menelusuri kebenaran informasi yang diterima, sebelum mengambil sebuah
tindakan.
Itulah keinginan kita semua dan sudah menjadi
keinginan masyarakat Papua dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, kita tidak
usah terpancing dengan apa pun,
“Sebab jangan sampai kita terpancing karena hoax
atau berita bohong lalu mengambil tindakan. Sebab untuk kejadian di jalan raya
Abepura-Sentani , dari informasi yang kami terima, kelihatannya oknum TNI membakar
itu tidak tahu isi dari sampah itu.
Bahkan belum tentu yang dibakar itu adalah Alkitab”
“Karena itu, sekali lagi saya minta kita
jangan cepat terpancing emosi lalu melakukan tindakan yang merugikan”.
“Saya minta kepada masyarakat Papua untuk jaga ketentraman
di seluruh tanah Papua. Hindari tindakan anarkis yang sebabkan berjatuhan korban
banyak orang,” harapnya.