Pemerintah Provinsi Papua berkomitmen
membangun akuntabilitas melalui kelembagaan pengendalian kinerja, guna
mewujudkan pelayanan publik yang lebih baik dimasa mendatang.
Atas dasar itu, Asisten Bidang Perekonomian
dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty tak ragu menyebut penguatan
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah Daerah (SAKIP) wajib dilakukan
secara berkesinambungan.
Lebih khusus bagi level pimpinan, yang
kemudian dipantau pelaksanaannya melalui monitoring dan evaluasi ketat, baik
secara per triwulan, semester (enam bulan) dan tahunan.
Hal demikian disampaikan Elia Louupatty di
Jayapura, pada kegiatan coaching clinic percepatan pelaksanaan reformasi
birokrasi, melalui penguatan sistem akuntabilitas kinerja pemerintah, di Senin
(29/5) di Jayapura.
Menurut dia, pemerintah provinsi pada tahun
lalu mendapat nilai CC dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi (Menpan RB) untuk penyelenggaraan SAKIP.
"Meski nilainya belum memuaskan namun
pada 2016 lalu bobotnya meningkatkan dibanding tahun sebelumnya. Dimana pada 2014
akuntabilitas daerah mendapat predikat C dengan nilai 48,42 persen”.
“Sama halnya di 2015 dengan predikat C dan nilai
46,04 persen yang mana, ini berarti tidak terjadi peningkatan karena nilai
evaluasi SAKIP tetap C, kemudian dari sisi nilai mengalami penurunan,” katanya.
Ia menambahan, akuntabiltas kinerja merupakan
landasan utama proses penyelenggaraan pemerintahan yang baik.
Akuntabilitas akan menunjukkan sejauh mana
sebuah pemerintah daerah telah memenuhi tugas dan mandaatnya dalam penyediaan
layanan publik yang lansung bisa dirasakan hasilnya oleh masyarakat.
“Oleh karena itu, perlu ada komitmen yang
tegas dari semua penyelenggara negara di tanah ini untuk pengembangan SAKIP”.
“Tentunya, kami mengapresiasi pihak Menpan dan
RB atas segala daya daya dan upaya yang terus membantu Pemerintah Provinsi
Papua dan Kabupaten/Kota dalam penguatan SAKIP. Sebab satu tujuan daripada
semua ini, yakni menuju tata kelola pemerintahan yang bersih, berwibawa,
akuntabel dan terukur,” kata Elia.
Sementara, kegiatan ini diikuti oleh peserta dari
kabupaten/kota. Narasumber utama dalam coaching clinic, Asisten Deputi Wilayah
III Menpan dan RB, Naptalina Sipayung.