Dinas Perindustrian dan Perdagangan Papua
mengkonfirmasi akibat panen yang terganggu, stok bawang putih di Kota Jayapura
dan sekitarnya sampai saat ini masih kosong.
Hal demikian disampaikan Kepala Dinas
Perindustrian dan Perdagangan Papua Max Olua, di Jayapura, Jumat (2/6) kemarin.
Max menampik, kekosongan bawang putih
dikarenakan penimbunan oleh pedagang nakal. Sebab kejadian ini turut dialami sejumlah provinsi,
diantaranya Sulawesi Selatan.
“Bahkan sebelum stoknya benar-benar habis harga
jual bawang putih sempat meroket hingga menembus angka Rp100.000 per kilogram.
Sehingga saya pastikan kekosongan stok bawang putih ini murni akibat panen
terganggu. Belum lagi karena cuaca yang ekstrim sehingga petani bawang putih
tak bisa memanen dengan tepat waktu,” kata dia.
Menurut Kepala Dinas, masalah ini sudah
dikoordinasikan dengan Bulog Papua selaku pihak yang berwenang. Pihak Bulog pun
memberi kepastian akan mendatangkan sebanyak 11 ton ke Papua, untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat yang dalam waktu dekat akan ber-Lebaran.
“Yang jelas masyarakat tidak usah kuatir
dengan kekosongan ini. Sebab paling lambat pekan depan kelangkaan ini sudah
bisa diatasi dimana, pihak Bulog sudah pastikan akan pasok kembali dan diperkirakan
minggu ini atau minggu depan segera masuk 11 ton”.
“Kita harap dengan masuknya 11 ton bawang
putih ini, bisa stabilkan harga di pasaran sehingga masyarakat tidak tertekan,
khususnya mereka yang akan merayakan hari raya Lebaran,” bebernya.
Sementara ditanya untuk bahan pokok lainnya,
Mas mengatakan, dari hasil peninjauan di pasar-pasar pekan kemarin, sebagian
besar stok tersedia dan dijual dengan harga yang normal.
“Kalau untuk stok bahan pokok yang lain seperti beras,
daging, dan lainnya itu masih tersedia di pasar. Sehingga masyarakat saya imbau
untuk tidak perlu kuatir dengan hal itu. Apalagi kami cek harga jualnya masih
normal. Sehingga sekali lagi kita imbau untuk tak kuatir,” tutup dia.