Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua mengharapkan
pelaksanaan pembangunan infrastruktur pada tahun ini, mampu menyerap tenaga
kerja sebanyak mungkin, guna meningkatkan pendapatan serta mengurangi angka
pengangguran.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Papua, Yan Piet Rawar, di Jayapura, Rabu (7/6).
Dia juga mengajak seluruh SKPD di Papua untuk
turut membantu membuka lapangan pekerjaan dengan memberi kesempatan kerja
kepada masyarakat, baik dalam bidang pertanian, perkebunan, serta pekerjaan
umum.
"Seperti proyek-proyek di instansi kita
harap tidak hanya bersifat padat modal, tetapi padat karya juga. Sehingga untuk
kegiatan padat karya ini masih bisa dilakukan masyarakat”
"Ini apa artinya, tentu ikut membuka
kesempatan kerja yang banyak kepada masyarakat. Terutama untuk masyarakat asli
Papua yang notabennya berpendidikan rendah,” ucap dia.
Ia menambahkan, saat ini Pemerintah Provinsi
Papua melalui Dinas Tenaga Kerja berkomitmen kuat untuk terus menurunkan angka
pengangguran. Diantaranya dengan tetap memberikan perhatian sungguh-sungguh maupun
kesempatan kerja kepada masyarakat.
“Dimana pada 2016 tingkat pengangguran di
Papua mulai berangsur-angsur menurun. Ini penyebabnya, karena ketersediaan
kesempatan kerja yang cukup. Belum lagi ada banyak investasi yang masuk dan
sejumlah proyek-proyek terbangun," ucapnya
Ia menambahkan, penurunan tingkat pengangguran
pada tahun lalu juga tak lepas dari program-program SKPD yang ikut turut
membuka kesempatan kerja bagi masyarakat, terutama untuk sektor-sektor pertanian
maupun perkebunan.
"Dimana, ada perluasan wilayah-wilayah
sektor pertanian maupun perkebunan. Ini kan
berkontribusi sangat besar dalam pengurangan angka pengangguran," tutupnya.
Sebelumnya, Anggota VI Badan Pemeriksa
Keuangan RI, Harry Azhar Azis menyebut tingkat pengangguran dalam tiga tahun
terakhir berfluktuasi yaitu 3,99 persen, 3,35 persen, dan 3,96 persen.
Dimana tingkat pengangguran Provinsi Papua
2016 lebih rendah dari tingkat pengangguran nasioal sebesar 5,61 persen.
Namun demikian, ujar ia, jika dilihat dari
indikator kemakmuran masyarakat lainnya seperti Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
dan gini ratio, Provinsi Papua dalam tiga tahun terakhir 56,76, 57,25, dan
58,05 atau berada terbawah dari nasional sebesar 70,18.
Demikian juga gini ratio di Papua dalam tiga tahun
terakhir berfluktuasi di tingkat 0,41, 0,42, dan 0,39 atau lebih rendah dari
gini ratio nasional sebesar 0,40.