Untuk menghindari lonjakan harga sembako pada
hari Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah, Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten dan Kota diinstruksikan melakukan operasi pasar mulai pekan depan.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Perindustrian
dan Perdagangan Provinsi Papua Max Olua, di Jayapura, Jumat (16/6) di Jayapura.
Menurut dia, dengan melakukan operasi pasar
yang dimulai pada Senin, pekan depan, pemerintah daerah setempat dapat
meminimalisasi lonjakan kenaikan harga bahan pokok. Sehingga secara tak masyarakat
yang hendak merayakan Lebaran, tidak terbebani dengan tingginya harga jual
bahan pokok.
"Sebab nanti dalam kegiatan operasi pasar
ini pemerintah dapat menindak para pedagang ‘nakal’. Seperti upaya penimbunan dari
pegadang yang pada akhirnya membuat harga jual bahan pokok menjadi mahal”.
“Maka itu, saya harap bisa segera ada operasi
pasar supaya bisa menghindari hal-hal merugikan lainnya. Sebab kita tak
menampik, ada oknum-oknum yang memanfaatkan keadaan jelang hari raya untuk
menaikan harga bahan pokok. Sehingga untuk itulah gunanya menggelar operasi
pasar yang tujuannya untuk mengantisipasi hal semacam ini,” ucap dia.
Pada kesempatan itu, Max menyatakan masalah
kekosongan stok bawang putih sudah teratasi dimana Bulog Papua selaku pihak
yang berwenang telah mendatangkan sekitar 20 ton dari Surabaya.
Sementara untuk bahan pokok lainnya, Max
menambahkan, dari hasil peninjauan di pasar-pasar beberapa waktu lalu, sebagian
besar stok tersedia dan dijual dengan harga yang normal.
“Kalau untuk stok bahan pokok yang lain seperti beras,
daging, dan lainnya itu masih tersedia di pasar. Sehingga masyarakat saya imbau
untuk tidak perlu kuatir dengan hal itu. Apalagi kami cek harga jualnya masih
normal. Sehingga sekali lagi kita imbau untuk tak kuatir,” tutup dia.