Sekertaris Daerah (Sekda) Papua Hery Dosinaen
menilai bentrok antar warga yang terjadi akhir-akhir ini di Bumi Cenderawasih,
lebih didominasi kepentingan politik antar dua pihak yang berbeda pendapat.
Hal demikian disampaikan Sekda Hery di
Jayapura, kemarin, menyikapi sejumlah bentrokan antar warga pendukung yang
terjadi di Kabupaten Puncak Jaya, baru-baru ini.
Menurut dia, pasca ditetapkannya Pemilihan
Umum Kepala Daerah (Pemilukada) secara langsung, ada terjadi perubahan
paradigma atau kerangka berpikir masyarakat. Dimana setiap bentrok maupun
perang yang terjadi akhir-akhir ini, dilatarbelakangi kepentingan politik.
“Contohnya dulu dalam tatanan adat, orang
perang karena terjadi perzinahan. Sekarang modus beda perang karena Pilkada
atau kepentingan politik”.
“Bahkan masyarakat kadang sudah tidak bisa membedakan
hubungan dan ikatan persaudaraan akibat perbedaan pendapat ini. Maksudnya ketika
seseorang sudah masuk atau memihak ke salah satu kandidat, maka perang antar
saudara pasti tak terelakan. Dan ini saya katakan sudah mulai terjadi,”ucap dia.
Hery yang sebelumnya bertugas di Puncak Jaya selama
puluhan tahun tersebut, menilai pemerintah pusat perlu mempertimbangkan untuk
tak memberlakukan Pilkada secara langsung di Provinsi Papua.
Sebab konsekuensi logis dari pelaksanaan Pemilukada
secara langsung, sudah terlihat dengan bermunculannya sejumlah konflik yang
berakhir dengan bentrok antar dua pihak yang beda pendapat.
“Sehingga hal itu sangat berbahaya bila terus
terjadi. Makanya, kita harap Pilkada di Papua kembali kepada sistem dulu yang
dipilih oleh Anggota DPR. Apalagi pelaksanaan Pilkada langsung saat ini
menyedot anggaran politik yang cukup tinggi”.
“Dilain pihak, para kandidat juga harus mempersiapkan
biaya politik sangat tinggi. Makanya sekali lagi kita usulkan ada pengkajian
ulang secara komperhensif, supaya pelaksanaan Pilkada di Papua kembali ke UU
Otonomi Khusus atau dipilih DPR,” jelasnya.