Palang Merah Indonesia (PMI) melaporkan Posko PMI sejak Minggu (8/2) sudah
mulai bekerja di Nabire, Papua, daerah yang diguncang gempa tektonik 6,91 Skala Richter Jumat (8/2).
Berbagai kebutuhan yang mendesak (non pangan) yang dibawa PMI dari Jakarta melalui Timika dengan fasilitas transportasi PT Freeport telah sampai di lokasi bencana.
Barang-barang tersebut, menurut siaran pers PMI, segera dibagikan kepada penduduk setempat yang membutuhkan oleh sepuluh relawan PMI yang diterjunkan dari Sorong.
PT. Freeport juga menyatakan kesediaannya untuk membantu membawa obat-obatan yang dibutuhkan untuk dibawa pada Senin (9/2). Perusahaan tambang itu juga akan mengusahakan bantuan generator listrik secepatnya.
Bantuan juga datang dari pemerintah Jepang sebanyak 13 juta yen (sekitar 124 ribu dolar atau Rp1,09 miliar) untuk para korban gempa. Bantuan tersebut diwujudkan dalam bentuk generator listrik, tenda dan selimut.
Pemerintah Jepang melalui Dubesnya di Indonesia Yutaka Iimura juga telah menyampaikan rasa belasungkawa atas musibah di Nabire tersebut kepada Presiden Megawati Soekarnoputri.
Gempa susulan
Siaran pers Badan Meteorologi dan Geofisika di Jakarta, Minggu, melaporkan, gempa susulan kembali terjadi pada Minggu pukul 15:58:47 WIB atau pukul 17:58:47 WIT dengan kekuatan 5,9 pada Skala Richter.
Pusat gempa tercatat di 4.0 Lintang Selatan - 135,4 Bujur Timur atau berada di darat, lebih kurang 71 km barat daya Kota Nabire. Getaran dari gempa itu dirasakan di sekitar Nabire sekitar pada V - VI MMI.
Gempa tersebut merupakan gempa susulan yang terus terjadi di Nabire sejak gempa pertama pada 6 Februari yang melumpuhkan hampir sebagian besar kota Nabire.
Sejak gempa pertama tersebut, kota Nabire masih terus diguncang gempa susulan yang bisa terjadi setiap dua jam sekali. Warga setempat akhirnya memilih untuk tinggal di luar rumah dengan membangun tenda seadanya.
Sumber : Kompas