Untuk memaksimalkan pemberdayaan bagi pengusaha lokal (Orang
Asli Papua), Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Papua
Djuli Mambaya mendorong agar alokasi paket proyek Golongan Ekonomi Lemah (GEL),
ditingkat nilainya hingga ratusan miliar.
“Kalau saya maunya paling sedikit alokasi paket GEL Rp 100
atau Rp 200 miliar. Bagi saya lebih besar makin bagus”.
“Sebab sebenarnya pertumbuhan ekonomi itu ada di rakyat dan
pembangunan melalui paket GEL ini langsung merengsek ke daerah pemukiman. Daripada
kira bangun di hutan yang kita tidak tahu sampai dimana, lebih baik yang nampak
saja dan didepan, seperti ada jalan yang bergelombang dan berlobang saya pikir yang
mesti itu diperbaiki,” ucap Djuli kepada pers, dalam satu kesempatan, akhir
pekan kemarin.
Menurut dia, saat ini paket GEL yang dikelola instansi
berjumlah sekitar Rp 16 miliar. Dana tersebut hanya cukup untuk sekitar 400
paket pekerjaan bagi pengusaha lokal. Dimana untuk satu paket penunjukan
langsung, senilai Rp 1 miliar bagi pekerjaan di wilayah pegunungan dan Rp 500
juta untuk wilayah pesisir.
“Padahal yang mendaftar untuk program GEL dari 600-an
pengusaha OAP yang terseleksi sekitar 400 memenuhi persyaratan. Sehingga kepada
400 pengusaha lokal ini akan kita berikan pekerjaan, namun dengan catatan tak
boleh ada pinjam-meminjam perusahaan atau mengatasnamakan pengusaha OAP”.
Dikatakan Djuli, pemberdayaan bagi pengusaha asli Papua
harus benar-benar diimplementasikan sedini mungkin. Karena jika diberi
kesempatan, ia yakin para pengusaha lokal bakal mampu unggul dan memiliki daya
saing.
“Saya percaya pengusaha asli Papua bisa menjadi pengusaha
yang memiliki daya saing kedepan. Dan selaku kepala dinas saya akan bina
mereka. Tentunya untuk pekerjaan awal seperti, pemeliharaan jalan, saluran
maupun pembangunan bahu jalan”.
“Tapi intinya saya harap mereka mengerjakan suatu
kegiatan secara gotong royong yang bisa memberi dampak pada perekonomian
masyarakat banyak. Supaya banyak pihak yang ekonominya membaik,” harapnya.