Pemerintah Provinsi Papua mengklaim penurunan
Nilai Tukar Petani (NTP) pada Juli 2017 lalu, tak berpengaruh signifikan
terhadap tingkat kesejahteraan mereka.
Menurut Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty, meski NTP turun, tak
berpengaruh signifikan pada hasil produksi petani. “Sebab ada petani yang panen
komoditi tertentu tidak sampai 100 persen, tetapi ada juga yang diatas 100
persen”.
“Intinya dari segi kesejahteraan, petani kita
lumayan. Hanya yang jadi soal adalah pembelian sarana dan prasarana di luar
kebutuhan utama di lingkungan petani. Misalnya kebutuhan pendidikan, kesehatan dan
biaya diluar sarana produksi pertanian. Dimana kita tahu sendiri harga diluar itu
selalu meningkat,” terang dia di ruang kerjanya, Rabu (2/8) kemarin.
Elia mengatakan dari segi kualitas hidup,
petani di Papua cukup baik. Hal demikian dapat dilihat dari hasil pendapatan
maupun daya beli petani.
“Hanya memang harus diakui juga sekarang ini
kebutuhan diluar sarana dan prasarana semakin meningkat. Bukan berarti petani
itu berupaya menaikan standar hidupnya. Tetapi harga kebutuhan pokok saat ini
yang memang sudah mahal. Sehingga saya katakan hal itu yang mempengaruhi NTP menjadi
turun,” tegas dia.
Meski begitu, tambah Elia, untuk petani yang
memiliki hasil panen dibawah 100 persen, akan dicarikan solusi oleh instansi
terkait. Sehingga dimasa mendatang mampu menghasilkan panen yang maksimal guna
memenuhi kebutuhan hidup keluarganya.
“Tentu saya segera minta instansi terkait
untuk supaya bisa carikan jalan sehingga hasil petani bisa terdongkrak lagi.
Sebab ada juga petani yang hasil panennya tidak maksimal karena berbagai sebab,
baik karena masalah alam maupun faktor lainnya,” terang dia.
Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) Papua
mengumumkan terjadi penurunan NTP pada Juli 2017 lalu menjadi 40,64 persen
dengan indeks 94,43, dibanding sebelumnya 95,04 persen.
Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Papua
Bambang Ponco Aji mengatakan, penurunan terjadi diakibatkan adanya perubahan indeks
harga yang diterima petani (It), lebih kecil dari indeks yang dibayar petani
(Ib).
“Dimana It mengalami penurunan 40,64 persen dan Ib
tidak mengalami perubahan angka indeks,” sebutnya.