Persoalan gizi buruk yang terjadi di Papua,
menjadi fokus utama pemerintah provinsi melalui Dinas Kesehatan untuk
dituntaskan. Oleh karenanya, Dinas Kesehatan Papua tahun ini mulai fokus
meningkatkan status gizi masyarakat. Dengan target dalam 2-3 tahun kedepan,
Papua tak lagi mengalami persoalan gizi buruk.
“Oleh karena itu, kita juga mengajak seluruh
stakeholder lainnya untuk bersama-sama dengan kami Dinas Kesehatan membantu
mewujudkan program itu. Yang diantaranya sudah kami upayakan dengan membuat
program 1000 hari kehidupan maupun kegiatan rutin lainnya,”terang Kepala Dinas
Kesehatan Provinsi Papua, Aloysius Giyai, disela-sela apel pagi, di halaman
Kantor Dinkes Papua, Selasa (8/8) kemarin.
Sementara untuk menunjang peningkatan gizi
masyarakat, Dinas Kesehatan Provinsi menurunkan tim survei gizi kesehatan
masyarakat (Kesmas).
Tim ini beranggotakan mahasiswa dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat (FKM) Uncen dan Polikteknis Kesehatan Kemenkes Jayapura.
Mereka nantinya akan melakukan pendataan tentang status gizi masyarakat di 29
kabupaten/kota, selama 17 hari kedepan.
“Dengan demikian kita harapkan kedepan tim ini
bisa menghasilkan pendataan status gizi masyarakat, supaya di masa mendatang
tidak ada lagi masyarakat di Papua yang mengalami kekurangan gizi,”harap dia.
Pada kesempatan itu, Aloysius menyatakan bakal
melibatkan PKK Papua, Badan Pemberdayaan Masyarakat Kampung, Dinas Tanaman
Pangan dan Holtikultura, Perkebunan, serta Pertenakan untuk menyelesaikan
persoalan gizi masyarakat.
”Sebab membahas masalah asupan gizi, butuh
saran dari semua pihak terkait,” terang dia.
Pada kesempatan itu, Aloysius berpesan agar
tim yang turun wajib untuk berkonsultasi dengan kepala kampung, Kepala Puskesmas
maupun instansi terkait di kabupaten.
“Sehingga dalam penjabaran laporan, tim tidak
mengalami kesulitan dan benar-benar memperoleh informasi sesuai data dan fakta
lapangan,” tutupnya.