Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) mengklaim penyebaran HIV di jajaran prajurit
TNI jauh lebih menurun dibanding sebelumnya. Meski belum menyebut secara
gamblang, data ini dihasilkan dari hasil survey terhadap prajurit yang
dilakukan lima tahun sekali.
"Setelah lima tahun, kita datang melihat
apakah ada perubahan pengetahuan prajurit TNI tentang HIV maupun cara
pencegahan dan cara pengobatannya”.
“Namun hasil monitoring menyebut survey
penyerabaran HIV terhadap perilaku prajurit TNI di Papua menurun,” terang
Direktur Kesehatan Direktorat Jenderal Kekuatan Pertahanan Kementerian
Pertahanan, Laksamana Pertama TNI dr. Arie Zakaria, disela-sela survey
tersebut, Senin (21/8) di Jayapura.
Arie berharap sebagai prajurit, mereka wajib
mengajak warga sekitar untuk mewaspadai bahaya penularan virus mematikan yang
belum ada penawarnya tersebut. Sebab prevalensi HIV di Papua sangat tinggi.
“Untuk itu, kami ingin mengetahui apakah
pengetahuan prajurit yang ditugaskan disini juga lebih baik atau beresiko lebih
tinggi terkena virus mematikan ini? Makanya kami ada juga untuk melindungi
prajurit dari bahaya HIV".
"Sebab seperti yang kita ketahui, bahwa
di Papua itu ada penugasan yang bisa sampai 6-7 bulan. Dan ini tentu saja
beresiko terkena penyakit mematikan HIV," tutur dia.
Sementara selain HIV, tujuan kedatangan tim
Kemenhan ke Papua juga untuk melihat perkembangan penyebaran penyakit TBC.
Dimana, angka penyakit mematikan ini di lingkungan masyarakat masih tinggi.
“Apalagi penyakit ini menular melalui udara. Sehingga
kita ingin sekali lagi melihat bagaimana situasi prajurit TNI yang bertugas di
Papua. Dengan demikian, kita akan rancang aturan untuk menjamin mereka tak
terkena virus tersebut,” tuntasnya.