Pemerintah Provinsi Papua mengakui pengaruh
globalisasi telah menyebabkan rusaknya tatanan kehidupan sosial di negeri ini.
Oleh sebab itu, lembaga keagamaan diminta berperan aktif membantu pemerintah
mengatasi kemerosotan mental serta berjuang menembus nilai-nilai kemanusiaan
yang universal itu.
“Kita juga berharap keberadaan gereja, bisa
hadir mewujudkan kesejahteraan bagi jemaat dan masyarakat. Kemudian yang tak
kalah penting mewujudkan kebenaran dan keadilan sebagaimana Firman Tuhan yang
terdapat pada Yeremia 29:7”.
“Dimana gereja berada dalam dunia karena
dipanggil menjadi saksi Kristus di tengah dunia agar menjadi garam dan terang
dunia,” terang Gubernur Lukas dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala
Biro Kesejahteraan Rakyat dan Kemasyarakatan Setda Papua, Naftali Yogi, pada
sosialisasi pelatihan bagi tokoh-tokoh tujuh lembaga keagamaan sinode Papua,
Kamis (24/8) kemarin, di Jayapura.
Lebih lanjut dikatakan, secara khusus di Papua
dalam menyikapi pergumulan umat, di tengah perubahan yang begitu cepat,
persoalan Otonomi Khusus (Otsus), penyakit HIV/AIDS , kemiskinan, kesehatan,
pendidikan, ekonomi, sosial budaya, politik dan begitu banyak persoalan klasik
yang belum tersentuh maupun ditangani dengan baik, dibutuhkan pendekatan serta solusi
yang tepat.
Oleh karenanya, pemerintah sadar tidak akan
mampu menyelesaikan setiap persoalan tersebut tanpa bantuan gereja. Hingga merasa
perlu bergandengan tangan dengan seluruh stakeholder di Papua dalam melakukan
pendekatan yang tepat, guna berkontribusi memberi solusi dalam menyelesaikan
setiap persoalan dan pergumulan umat.
“Makanya pemerintah daerah melalui Program
Pemberdayaan Keagamaan Papua (PPKP) mengadakan sosialisasi pelatihan bagi
tokoh-tokoh lembaga keagamaan sinode di Papua”.
“Sehingga diharapkan melalui kegiatan ini
dapat memberikan solusi dan menggumuli sejumlah masalah yang terjadi didalam
penerapan iman bagi umat melalui lembaga keagamaan. Supaya kedepan menghasilkan
satu tatanan kehidupan yang tertata dan tersusun baik pada lembaga-lembaga
keagamaan yang nantinya membantu pemerintah menyelesaian segala persoalan
pembangunan,” terang dia.
Sehari sebelumnya, Biro Kesejahteraan Rakyat
dan Kemasyarakatan menggelar bimbingan teknis kepada tujuh lembaga keagamaan
sinode, di Jayapura.
Melalui bimbingan teknis ini, diharapkan pimpinan
sinode dan keuskupan lebih maksimal dalam mempertangungjawabkan penggunaan dana
keagamaan yang dihibahkan itu.