Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan
Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Papua sangat prihatin dengan kian maraknya
anak pecandu pengisap lem aibon yang berkeliaran di Kota Jayapura.
Ia pun menilai perlu ada keterlibatan semua
pihak untuk menyadarkan anak pecandu lem aibon.
“Sebab kami tidak bisa kerja sendiri. Perlu
keterlibatan semua unsur masyarakat, orang tua maupun lembaga pemerintah
terkait untuk melihat hal itu,” terang Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana Provinsi Papua, Annike Rawar, di Jayapura,
Rabu (6/9).
Sementara sebagai aksi untuk menyadarkan anak
pecandu lem aibon, instansinya dalam waktu dekat bakal menggelar sebuah iven di
GOR Waringin Kotaraja Jayapura. Kegiatan ini bakal melibatkan seluruh pecandu
aibon yang ada di Jayapura.
“Sehingga melalui kegiatan ini kita ingin
memberi sosialisasi maupun pemahaman kepada anak-anak yang sudah menjadi
pecandu aibon ini. Dengan harapan mereka bisa menyadari apa yang dilakukan itu,
karena selain membahayakan kesehatan juga merusak masa depan mereka,” ucapnya.
Sebelumnya, Menteri Pemberdayaan Perempuan
& Perlindungan Anak Yohana Yembise mengimbau Pemerintah Provinsi Papua
mesti mulai mengkampanyekan gerakan “stop cium lem aibon” dan sejenisnya kepada
para generasi muda di negeri ini.
Menteri Yembise berharap Papua dapat
mencontohi Papua Barat yang sudah lebih dulu mengkampanyekan hal itu.
Senada dengan hal itu, Kepala Dinas Sosial dan
Permukiman Papua, Ribka Haluk berharap kampanye stop lem aibon dapat segera
digalakkan di provinsi ini.
Pasalnya, menurut laporan di lapangan,
sejumlah anak jalanan di Papua kerap menghirup lem aibon, bahkan separuh dari
jumlah itu sering diperalat pihak tertentu menjual narkoba.
“Sebelum menjadi penjual narkoba, rata-rata
anak jalanan ini ternyata penghidup lem aibon yang saat ini sudah naik kelas
sebagai pengedar dan pengguna. Mirisnya lagi sebagian besar anak jalanan
merupakan keluarga broken home yang sering mangkal di seputaran Pasar Baru,
Youtefa, dan Abepura”.
“Mereka (anak -anak jalanan) paling sering ditemui
pada saat tengah malam. Saya pernah menemui mereka pada jam 12 malam hingg 4
subuh. Begitu banyak anak-anak jalanan yang jalan dengan lem aibin dan narkoba
seperti ganja. Sehingga hal ini perlu ada penanganan lebih lanjut,” ucapnya.