Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Papua
melalui bidang Bina Marga, menyediakan anggaran Rp 13 miliar untuk dikelola
pengusaha asli. Menurut pengakuan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Papua, Djuli Mambaya, pihaknya sudah menugasi staf untuk membagi dana
sebesar itu kepada sejumlah pengusaha asli Papua.
Nantinya dana itu akan diturunkan sebagai
proyek Golongan Ekonomi Lemah (GEL), sehingga Dinas Pekerjaan Umum tinggal
menunjuk pengusaha asli Papua yang secara persyaratan sudah terpenuhi.
“Dana sudah siap tinggal kita tunjuk saja
pengusaha asli Papua yang memenuhi syarat. Namun sedang dalam proses kita harap
pengusaha asli ini bersabar. Yang pasti kita ingin rampungkan secepatnya,” aku
dia di Jayapura, Rabu kemarin.
Adapun proyek GEL yang dikerjakan diantaranya,
pembuatan bahu jalan, drainase, rehab halaman gereja masjid serta sejumlah
fasilitas umum yang berada di wilayah kabupaten/kota se-Papua.
Sebelumnya, Djuli mengaku telah menunjuk
sebanyak 52 Pengusaha Asli Papua untuk mengelola proyek GEL di bidang Cipta
Karya. Mereka yang terpilih ini
sebelumnya diseleksi dari 388 pengusaha asli Papua yang memasukan berkas ke
instansi pekerjaan umum itu.
“Dari 52 pekerjaan ini total anggaran yang
dikerjakan mencapai Rp 7 Miliar. Nantinya setiap pengusaha alokasi penganggaran minimal
Rp 100 juta. Kita harap pengusaha asli Papua yang diberikan kepercayaan ini
dapat melaksanakan dengan baik”.
“Sebab keberhasilannya mengerjakan suatu
proyek, akan menjadi bahan pertimbangan bagi Dinas Pekerjaan Umum untuk
bermitra lebih erat dengan pengusaha,” ucapnya.
Sementara bagi pengusaha asli Papua yang belum
mendapat kesempatan, ia berpesan agar tak patah semangat. “Terus berupaya
sekuat tenaga sampai mendapatkan kesempatan. Yang pasti kita tidak tutup mata
dan ingin semua pengusaha Papua diberdayakan,” pungkasnya.
Senada disampaikan Asisten Bidang Perekonomian
dan Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty. Dirinya mengajak pengusaha
lokal untuk berusaha mengembangkan diri serta meningkatkan kualitas dalam
menyambut proyek-proyek pemerintahan.
“Pemerintah Provinsi Papua belum bisa
mengakomodir semua pengusaha yang bergerak di bidang pengadaan barang dan jasa.
Apalagi paket pekerjaan yang nilainya diatas Rp 500 juta, dikelola Biro Layanan
Pengadaan Barang dan Jasa Setda Papua dilakukan secara full e-Proc (full
elektronik)”.
“Dengan demikian kami harapkan pengusaha lokal dapat
mengembangkan diri terutama dalam penguasaan teknologi informasi. Sehingga
mampu memahami petunjuk teknis pengadaan barang dan jasa secara elektronik,”
harapnya.