Keterwakilan perempuan di partai politik
maupun lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif serta lembaga kultural
belakangan ini cukup tinggi. Hal ini sejalan dengan terbukanya peta
perpolitikan tanah air, yang selama ini diketahui minim bagi perempuan, bahkan
seolah-olah “ditabuhkan” bagi kaum hawa.
Menyikapi hal tersebut, Pemerintah Provinsi
Papua melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga
Berencana, Rabu (6/9), di Jayapura menggelar kegiatan pendidikan politik bagi
perempuan.
Kegiatan ini, diikuti delapan kabupaten, yakni
Kepulauan Yapen, Yahukimo, Yalimo, Puncak, Mamberamo Raya, Dogiyai, Deiyai dan
Intan Jaya.
Sementara Asisten Bidang Umum Sekda Papua
Elysa Auri dalam arahannya mengakui perhatian perempuan di bidang politik baru
muncul belakangan. Hal ini menyebabkan tingkat partisipasi perempuan dalam
politik masih rendah.
Fakta menunjukan sepuluh kali Pemilu digelar,
keterwakilan perempuan dalam struktur kekuasaan maupun proses pengambilan
keputusan serta perumusan kebijakan publik tetap masih rendah. Bahkan dalam
Pilkada 2015 di seluruh Indonesia, hanya 17 persen tingkat keterwakilan
perempuan sebagai kepala dan wakil kepala daerah.
“Tetapi hal ini cukup menggembirakan karena
setidaknya mengalami peningkatan dibanding Pilkada sebelumnya. Dimana untuk
Papua dari 29 kabupaten dan kota, terdapat beberapa perempuan yang mencalonkan
diri”.
“Diantaranya pada Kabupaten Mimika, Nabire,
Jayawijaya, serta Kota Jayapura. Walaupun sebatas calon dan jumlahnya masih
kurang, tapi hal itu sudah menunjukan kemajuan bagi perempuan diatas tanah
ini,” ucapnya.
Masih dikatakan Elysa, potensi diri dan
kapasitas leadership yang dimiliki perempuan merupakan kekayaan tersendiri
dalam konteks sumber daya manusia. Meski begitu, perempuan yang terlibat di
ranah publik dan politik tak bisa tiba-tiba, melainkan mesti melalui proses
penempaan mental sosial dan intelektual dalam waktu memadai.
“Oleh karenanya saya atas nama pemerintah
daerah sangat menyambut baik kegiatan ini. Dengan harapan pada Pemilu
Legislatif di 2019 mendatang, jumlah perempuan
yang ikut terlibat dalam pesta demokrasi bisa meningkat. Termasuk juga dengan
tingkat keterpilihannya,” harap dia.
Elia pun berpesan kepada seluruh peserta kegiatan yang
merupakan perempuan potensial terpilih di delapan kabupaten untuk menimba ilmu
sehingga bekal yang diterima dapat diterapkan saat mencalonkan diri pada Pileg
2019 mendatang.