Dinas Tenaga Kerja Provinsi Papua memastikan
seleksi kerja pemagangan ke Jepang bakal segera dibuka pada 25 s/d 29 September
2017 mendatang, di Kabupaten Biak Numfor.
Hal ini disampaikan Kepala Bidang Pelatihan
dan Produktivitas Kerja pada Dinas Tenaga Kerja Papua Djoni Naa, di Jayapura,
Jumat (22/9) kemarin.
Sekitar 215 orang dipastikan mengikuti
seleksi, terbagi atas 201 peserta dari Kabupaten Biak, sementara sisanya 14
orang eks Balai Latihan Kerja Industri Provinsi Papua di Jayapura.
“215 peserta seleksi ini sekarang sedang ikuti
les matematika dasar dan bahasa Jepang di Biak. Les ini untuk mempermantap
mereka saat mengikuti tes pada 25 September mendatang,” terang Djoni.
Menurut dia, sampai saat ini Dinas Tenaga
Kerja belum mendapat laporan berapa banyak kuota yang dibutuhkan untuk
pemagangan ke Jepang. Namun, diharapkan sebagian besar yang lolos merupakan
anak-anak asli Papua.
“Untuk itu, kita harap para peserta bisa
bekerja keras menunjukan hasil yang baik saat seleksi. Sebab tim yang
menyeleksi ini juga bukan dari provinsi atau kabupaten. Melainkan dari Kementerian
Tenaga Kerja dan tim dari Jepang”.
“Sementara beberapa persyaratan yang wajib
untuk dipenuhi disamping SDM yang baik, diantaranya tinggi maupun berat badan
harus sesuai. Tak memiliki penyakit kulit, tato dan tindik telinga,” kata dia.
Ditambahkan Djoni, untuk warga lainnya di luar
Kabupaten Biak diminta bersabar. Sebab kerja magang ke Jepang, merupakan usulan
dari pemerintah kabupaten atau kota. Dimana pada akhir 2017, sosialisasi kerja
magang ke Jepang akan dilakukan di Kabupaten Merauke. Dengan demikian pada 2018
mendatang, dilanjutkan dengan perekrutan.
“Kalau di Biak ini kan, pemda setempat sudah minta
sejak 2015. Kemudian Pemerintah Pusat melakukan sosialisasi di 2016 dilanjutkan
seleksi pada 2017”.
Sebenarnya kalau mau ikut seleksi di Biak atau
Merauke tahun depan, dari kabupaten bisa. Hanya yang pasti wajib menanggung
sendiri biaya transportasi dan hidup selama seleksi,” jelasnya.
Ditanya soal spesifikan kerja magang di
Jepang, Djoni mengaku belum mengetahui. Bahkan penentuannya diserahkan penuh
kepada tim Jepang.
“Makanya yang diminta ikut seleksi adalah lulusan SMK
kejuruan, sarjana tehnik serta SMU yang sudah pernah mengikuti pelatihan di
lembaga kerja swasta maupun pemerintah. Tapi jangan kuatir sebab jika lolos,
saat masih magang pun mereka sudah digaji,” ucap Djoni mengakhiri.