Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Provinsi Papua resmi merilis desain final patung Yesus Kristus di Kayu Batu
Base-G, Kota Jayapura, yang sebelumnya sempat menjadi bahan perdebatan para
pihak terkait.
Tak ada banyak perubahan dari desain
sebelumnya, namun menurut Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Papua,
Djuli Mambaya, desain akhir ini sudah mencapat persetujuan baik dari pihak
agama maupun DPR Papua.
“Gambar yang terakhir sudah final telah
dirampungkan. Ada perubahan sedikit dari sebelumnya tapi tidak banyak. Yang
terpenting adalah semua pihak terkait sudah setuju dengan bentuk patung
tersebut,” terangnya di Jayapura, kemarin.
Dikatakan, saat ini para seniman pematung se
Indonesia dibawah koordinasi Kartika Afandi, tengah membuat miniatur patung
setinggi tiga meter di Yogyakarta. Patung yang terbuat dari perunggu ini, akan
dipamerkan di Kantor Dinas Pekerjaan Umum, Kantor Gubernur Dok II Jayapura
serta Gedung Negara Dok V Atas Jayapura.
“Sehingga nanti bagi masyarakat atau siapa
saja yang ingin mengetahui bagaimana bentuk patungnya, bisa melihat secara
langsung ke tiga tempat ini,” tuturnya.
Sementara menyinggung mengenai pembangunan
akses jalan ke arah pembangunan patung Kristus di Kayu Batu, kata Djuli, bulan
ini sudah dilaksanakan tender oleh Biro Layanan Pengadaan Barang dan Jasa
Papua.
Diharapkan dalam waktu dekat sudah ada
pemenang sehingga pekerjaan dapat segera dilaksanakan. “Kan akses jalan yang
mau dibangun itu hanya sekitar 800 meter. Untungnya pekerjaan senilai Rp15
miliar ini sudah ditender”.
“Kita optimis tiga bulan ini pekerjaan itu
sudah bisa dikebut,” katanya.
Ditanya mengenai pembebasan lahan, Djuli
mengaku pada 2018 mendtang akan dianggarkan dana Rp10 miliar untuk membebaskan
total lahan enam hektar untuk pembangunan akses jalan hingga patung Yesus
Kristus.
“Memang dari tahun sebelumnya juga sudah ada
pembebasan lahan sekitar Rp3,7 miliar tapi itu belum cukup. Makanya, tahun
depan kita alokasikan lagi Rp10 miliar untuk pembebasan lahan supaya saat pembangunan
konstruksi, sudah tidak ada masalah lagi dengan masyarakat”.
“Intinya kita akan lakukan pola pendekatan dan
pembayaran dilakukan dengan transparan. Termasuk bertemu dengan pemilik ulayat
melalui para-para adat,” tuntasnya.