Pemerintah Provinsi Papua mengimbau seluruh
bupati di Papua untuk memberi dukungan penuh (suport,red) instansi kesehatan di
wilayahnya, agar fungsi dan tugasnya dalam melayani masyarakat dapat berjalan
secara maksimal.
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Papua, Aloysius Giyai, di Jayapura, akhir pekan kemarin, menyikapi
sejumlah kematian akibat munculnya epidemi atau penyakit menular yang
berjangkit dengan cepat di daerah.
Menurut dia, tingkat maupun derajat kesehatan
masyarakat di wilayah kabupaten, menjadi tanggung jawab bupati setempat,
sementara pemerintah provinsi sifatnya hanya memback up.
“Ini artinya yang menjadi fokus utama adalah
pemda di daerah itu sendiri sebelum provinsi turun tangan melakukan back up
jika suatu peristiwa itu sudah tak bisa ditangani pemkab,” katanya.
Aloysius pun mempertanyakan alokasi dana
kesehatan per kabupaten/kota yang semasa pemerintahan Gubernu Lukas Enembe
meningkat drastis. Dimana 80 persen dana Otsus diturunkan ke seluruh kabupaten
dan kota, sementara provinsi hanya mengelola 20 persen.
“Sebab jika dihitung-hitung sebenarnya gelontoran
dana yang turun ke kabupaten/kota ini meningkat. Selain dana Otsus ada Dana
Alokasi Khusus (DAK), lalu anggaran lainnya dari APBN, maupun APBD setempat,”
bebernya.
Senada disampaikan Sekda Papua Hery Dosinaen.
Dirinya berharap derajat kesehatan di wilayah kabupaten dan kota meningkat.
Sebab berdasarkan hasil survei demografi kesehatan Indonesia (SKDI) yang
dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI, indikator derajat kesehatan di
Provinsi Papua masih sangat memperihatinkan.
Provinsi tertimur di Indonesia ini bahkan
menempati urutan ke-3 teratas setelah Provinsi Papua Barat dan Maluku Utara
untuk angka kematian Ibu, berdasarkan data dinas Kesehatan Provinsi Papua 2014
lalu.
“Oleh karena itu, saya minta kita semua yang
ada di provinsi maupun kabupaten dan kota bekerja keras tingkatkan indikator
derajat kesehatan Bumi Cenderawasih,” katanya.
Sekda pun berharap melalui program Gerbangmas
Hasrat Papua, dimana salah satu fokusnya pada jaminan 1000 hari pertama
kehidupan kepada bayi yang baru lahir. Kemudian adanya penguatan kelembagaan
pengarusutamaan gender ibu dan anak, diharapkan derajat kesehatan Papua bisa
meningkat.
“Apalagi pemerintah provinsi sudah menerapkan
kebijakan alokasi dana Otsus Papua sebesar 80 persen, yang dikelola 28
kabupaten dan satu kota di Papua. Sementara Pemerintah Provinsi Papua hanya
mengelola sebesar 20 persen”.
“Kita harap dengan SKPD provinsi menuangkan program
atau kegiatan yang menyentuh dan dirasakan manfaatnya langsung oleh masyarakat,
khususnya bagi ibu dan anak, diharapkan indikator kesehatan Papua di masa
mendatang mengalami peningkatan,” harap dia.