Pertumbuhan industri manufaktur besar dan
sedang (q to q) Provinsi Papua pada triwulan III – 2017 mengalami pertumbuhan
positif sebesar 1,72 persen dibanding tiwulan II – 2017. Angka pertumbuhan
tersebut sedikit lebih rendah dibanding dengan angka pertumbuhan secara
nasional yang tumbuh 2,27 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Simon
Sapary mengatakan hal itu kepada wartawan di Jayapura, Rabu (1/11) kemarin.
Mmenurutnya, kenaikan angka pertumbuhan itu,
dikarenakan selama triwulan III-2017 terjadi peningkatan produksi dari industri
makanan (KBLI 10), khususnya crude palm oil (minyak kelapa sawit) , meskipun
harga minyak mentah sawit dunia turun selama triwulan III – 2017.
“Fenomena ini juga disebabkan oleh bahan baku komoditi
minyak sawit yang tersedia cukup melimpah,” aku dia.
Sementara jika dibanding dengan pertumbuhan
produksi triwulan III – 2016, lanjut dia, pertumbuhan produksi industri
manufaktur besar dan sedang secara (y on y) Provinsi Papua selama triwulan
III-2017, juga mengalami pertumbuhan positif 10,85 persen atau lebih tinggi
2,34 persen dibanding triwulan yang sama pada 2016.
Sementara menyoal pertumbuhan yang positif
secara (y on y), sambungnya, dapat disebabkan karena meningkatnya produksi
komoditi industri makanan (KBLI 10), utamanya produk crude palm oil (CPO) dan
produksi industri kayu, barang dari kayu (tidak termasuk furniture) dan barang
anyaman dari bambu, rotan dan sejenisnya (KBLI 16).
“Fenomena ini sudah pasti mengindikasikan bahwa kedua
kelompok komoditi ini selama triwulan III 2017 produksinya masih lebih tinggi
dibanding dengan triwulan sama pada 2016,” tuntasnya.