Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI Komisi VIII
yang membidangi Agama, Sosial, bencana, pemberdayaan perempuan dan anak, memuji
kehidupan umat beragama di Bumi Cenderawasih.
Kehidupan umat beragama yang sangat harmonis
di Provinsi Papua pun dinilai patut untuk dicontohi oleh provinsi lainnya di
Indonesia. “Saya rasa harmonisasi umat beragama yang dikembangkan di Papua.
Bahkan kalau bisa hendaknya terus ditingkatkan dengan dukungan anggaran oleh
pemerintah,” terang Wakil Ketua Komisi VIII DPR RI Noor Achmad di Jayapura,
Kamis (2/11) kemarin.
Noor menilai, eratnya kehidupan beragama di
Papua dari laporan pemerintah provinsi, tak lepas dari upaya pemerintah daerah
yang jauh sebelumnya telah melakukan pendekatan secara adat.
“Sehingga nanti setiap masukan yang kami dapat
di Papua, nanti akan kita bahas dalam persidangan berikutnya di komisi kami,”
ucap dia.
Sementara hal lain yang menjadi perhatian
Komisi VIII, yakni masalah penerimaan pegawai negeri sipil yang hendaknya memprioritaskan
perekrutan bagi anak asli Papua. Tak ketinggalan, masalah perekrutan IPDN yang
mesti mengafirmasi putra dan putri kelahiran tanah ini.
“Bahkan dari Dinas Sosial sempat menyampaikan di
Papua ini masih ada beberapa kabupaten dan kota yang masyarakatnya belum mendapat
Program Keluarga Harapan (PKH). Padahal semua sudah semestinya menerima program
itu”.
“Kemudian ada penyampaian dari Badan
Penanggulangan Bencana Daerah yang meminta kebijakan khusus untuk pengadaan
peralatan guna memaksimalkan pertolongan bagi masyarakat Papua. Yang pasti
semua masukan ini sangat baik untuk kami bawa dan bahas supaya ada jalan
keluarnya,” tandasnya.
Sementara Asisten Bidang Perekonomian dan
Kesejahteraan Rakyat Sekda Papua Elia Loupatty menilai pertemuan tersebut
sangat penting. Dimana hasil pembahasan tersebut akan dibawa oleh Komisi VIII
DPR RI, untuk diangkat dalam persidangan.
“Dengan harapanberpengaruh pada kinerja maupun
penganggaran bagi Papua kedepan. Baik di bidang kepegawaian dimana harapannya ada
perlakuan khusus bagi anak-anak asli Papua. Kemudian mengupayakan ada embarkasi
Jayapura untuk calon jemaah di Papua”.
“Tak ketinggalan masalah pemberdayaan perempuan, KDRT
dan perlindungan terhadap ibu maupun anak. Sedangkan menyangkut kebencanaan
saya harap dari pembahasan ini juga ada penanganan yang lebih baik oleh
pemerintah di masa yang akan datang,” harap dia.