Pemerintah Provinsi Papua melalui Biro
Kesejahteraan Rakyat (Kesra) pada 2018 mendatang, menganggarkan Rp 21 miliar
untuk bantuan bagi lembaga keagaman di Bumi Cenderawasih.
Oleh karenanya, para lembaga keagamaan di
Papua, diminta untuk segera menyampaikan program usulan pembangunan fisik serta
manajemen kontraktor, yang bakal dikerjakan pada tahun 2018 mendatang.
“Yang pasti untuk supaya bisa kita cairkan
dana bantuan kepada lembaga keagamaan, tentunya mereka harus sampaikan usulan
program kerja dulu. Apa-apa yang bakal dikerjakan pada 2018 dan berdasarkan
usulan itu kita cairkan dananya”.
“Namun, untuk tahun depan wajib pada setiap
pembangunan fisik disertai manajemen kontraktor. Hal ini yang kurang pada
usulan tahun sebelumnya sehingga ini menghambat kami dalam pencairan
anggarannya. Denga demikian diharapkan untuk usulan 2018, semua pengajuan wajib
dilengkapi manajemen kontraktor,” terang Kepala Biro Kesra Papua Naftali Yogi,
saat memberi keterangan kepada pers, Jumat (3/11) kemarin.
Sementara disinggung mengenai penyaluran dana
keagamaan untuk tahun ini, Naftali Yogi mengatakan penyaluran bagi kepada 43
lembaga denominasi gereja yang ada di Papua, sudah rampung 100 persen.
Bahkan , lanjut dia, bantuan dari 10 persen
dari Dana Otonomi Khusus (Otsus) Papua itu, tinggal menunggu dibuatkannya laporan
pertanggungjawaban oleh para penerima dana bantuan hibah itu.
“Dana sudah tersalur 100 persen seluruhnya.
Mungkin sudah dipergunakan oleh para penerima dana hibah. Tinggal kini kita
menunggu mereka mempertanggungjawabkan anggaran itu. Harapan kami tentu
penyampaian laporan pertanggungjawabannya diberikan tepat waktu,” harap dia
Sementara menyoal realisasi fisik dan serapan
anggaran di instansi itu, Naftali mengatakan baru mencapai 40 persen. Kendati
demikian, dia optimis dalam sisa dua bulan tahun anggaran 2017, realisasi
serapan anggaran mampu mencapai 100 persen.
“Sebab yang belum selesai dikerjakan hanya berupa
sejumlah kegiatan fisik. Seperti pembangunan gereja, pustu maupun klinik,”
pungkasnya.