Ketua Komda Indonesian Sawmill and Woodworking
Association (ISWA) Papua Daniel Garden berharap pemerintah provinsi dapat
memfasilitasi pembentukan Sucofindo di Bumi Cenderawasih, guna memudahkan
pelayanan dalam melakukan ekspor.
Selama ini, lanjut Daniel, pihakya mesti
mendatangkan petugas Sucofindo Makasar ke Jayapura, untuk bisa melakukan ekspor
kayu ke luar negeri.
“Bayangkan petugasnya kita datangkan dari
Makasar, kemudian biayai tiket maupun akomodasinya selama di Papua kami yang
menanggung”.
“Padahal mestinya hal itu menjadi tanggung
jawab pemerintah provinsi melalui dinas perdagangan,” keluh dia kepada pers, di
Jayapura, Selasa (7/11) kemarin.
Tak hanya itu, sambungnya, untuk melakukan
Fumigasi pada setiap kayu olahan yang bakal di ekspor, pihaknya mesti jauh-jauh
mendatangkan petugas dari Karantina Surabaya.
“Padahal ini tanggung jawab dinas pertanian.
Ironisnya lagi pihak Karantina di Surabaya menunjuk pihak ketiga dalam
melakukan fumigasi sehingga kami harus melakukan tawar-menawar harga saat
hendak fumigasi. Berbeda kalau dengan sucofindo sudah ada harga standar berapa
yang harus kita bayar”.
“Makanya, kita harap kedepan hal seperti ini
dapat disiapkan pemerintah daerah, sehingga ekspor itu bukan lagi dorongan
pemerintah tapi kebutuhan dari pada dunia usaha,” harapnya.
Dia menambahkan, dengan mulai berlakunya era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), pemerintah mendorong pelaku usaha untuk
meningkatkan ekspor. Dilain pihak, mendorong pengusaha untuk mencari peluang
baru, dengan harapan mampu mendongkrak perekonomian daerah.
Meski demikian, lanjut dia, salah satu indikator
keberhasilan pemerintah daerah membangun bidang perekonoiman adalah dengan mendorong
pelaku usaha untuk melakukan ekspor. Dimana hasil dari ekspor ini mendatangkan devisa
bagi negara serta penciptaan tenaga kerja.
Hanya untuk dapat mewujudkan, ia lagi-lagi meminta ada
kemudahan regulasi maupun perangkat provinsi ini. Sehingga para pelaku usaha
dimudahkan dalam melakukan ekspor, bukan terteban dengan biaya maupun regulasi
lain yang justru dapat menghambat usahanya.