Lembaga World Wide Fund for Nature (WWF)
menyambut positif proyek infrastruktur Jalan Trans Papua yang dinilai
memberikan dampak positif bagi masyarakat di bumi cenderawasih.
Hanya saja, pada setiap pembukaan jalan yang
melewati hutan lindung, ditengarai ada dampak negatif yang berpotensi muncul
hingga dapat merusak ekosistem maupun habitat suatu komunitas organik, baik
tumbuhan maupun hewan.
“Sudah tentu (setiap pembangunan di area hutan
lindung) punya dampak. Tidak akan pernah pembangunan yang dilakukan tidak
memiliki dampak. Contohnya ketika jalan dibuka, pasti yang pertama secara
geografis (ekosistemnya) akan berubah.
“Apalagi kalau di sebelah kiri dan kanan jalan
pasti, pohon-pohonnya di tebang. Sehingga akan ada dampak negatif, meski
tujuannya sangat positif untuk membuka isolasi wilayah,” terang Direktur
Program Papua Yayasan WWF Indonesia Benja V. Mambai, kepada pers di Jayapura,
Kamis (9/11).
Meski begitu, Benja mengatakan hal terpenting
saat ini adalah bukan mempermasalahkan proyek pembangunan Jalan Trans Papua
itu. Namun yang utama saat ini adalah bagaimana semua pihak terkait berupaya meminimalisir
dampak dari pembukaan jalan di kawasan hutan lindung.
“Hanya untuk dapat mewujudkannya, diperlukan komitmen
dari semua pihak dalam upaya meminimalisir dampak itu. Sehingga diharapkan dari
upaya ini, bisa menekan dampak negatif dari pembukaan jalan di kawasan hutan
lindung,” tutur dia.
Meski dinilai berdampak negatif, Badan Pusat
Statistik (BPS) Provinsi Papua mencatat efek dari pembangunan Jalan Trans
Papua, akan mampu merangsang perekonomian Indonesia.
Kepala BPS Provinsi Papua Simon Sapari
mengatakan pembukaan jalan itu mampu membantu meningkatkan perekonomian
masyarakat.
“Kalau Jalan Trans Papua terbuka masyarakat tak
kesulitan memasarkan hasil kebunya. Untuk itu, pembangunan jalan Trans Papua
kita yakini akan mampu membantu perkembangan ekonomi masyarakat,” serunya.