Dalam kunjungannya ke Kota Jayapura, salah
satu topik hangat yang menjadi pembahasan antara Duta Besar Inggris Moazzam
Malik dan Gubernur Lukas Enembe, adalah tuntuan dialog orang Papua dan Jakarta
di PBB sebagaimana seruan sejumlah pihak.
Kendati demikian, Pemerintah Inggris menyatakan
atetap satu suara mendukung Provinsi Papua didalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
“Beliau (Dubes Inggris,red) tanya menyangkut (tuntutan)
dialog (Papua – Jakarta di PBB),” terang Gubernur Lukas usai melakukan
pertemuan tertutup dengan Dubes Moazzam, pekan kemarin.
Kendati begitu, Lukas berharap jika memang
pemerintah pusat benar-benar ingin mewujudkan dialog itu, maka yang lebih tepat
adalah mengundang orang Papua yang tergabung dalam beberapa organisasi di luar
negeri.
Sebab menurut dia, yang bermasalah (atau
meminta merdeka) adalah oknum orang Papua yang kini tinggal di luar negeri.
“Ya kalau mau dialog mestinya libatkan orang
Papua di luar negeri juga. Karena yang bermasalah bukan kita (pemerintah
provinsi)”.
“(Dari dulu) orang (Papua) di luar negeri yang
selalu dorong ini. Mereka ada dalam berbagai bentuk organisasi apa. Yang
penting kalau mau dialog bukan Pemerintah Provinsi Papua dengan Pemerintah
Pusat. Tadi kita sudah kasi tau begitu (kepada Dubes Moazzam),” terang dia.
Menurut Lukas, Pemerintah Inggris sangat
memperhatikan masyarakat Papua. Dia pun berharap para duta besar yang
berkunjung ke Papua agar dapat meniru perhatian yang ditunjukan Pemerintah
Inggris itu.
“Sikap Dubes juga meminta agar Papua menjaga
NKRI, tapi (pemerintah pusat juga mesti wajib) perhatikan keinginan masyarakat
Papua itu. Perkataan ini yang dia bilang harus jelas. Dukungan Pemerintah Inggris
seperti itu,” tegasnya.
Lanjutnya, dalam perbincangan Dubes Inggris
juga menanyakan teror KKB di Mimika. “Ditanyakan keinginan saudara kita yang
bersebrangan dengan NKRI. Ini yang harus dilihat,” kata Lukas.
Sementara dalam kunjungannya ke Jayapura, Duta Besar
Inggris Moazzam Malik, menawarkan kerja sama di berbaga bidang. Dubes secara
gamblang meminta Gubernur Papua merekrut putra dan putri cerdas, untuk
disekolah di Univesitas Cambridge Inggris.