Kontingen Provinsi Papua harus puas duduk di
peringkat keenam pada pagelaran Kejuaraan Nasioinal (Kejurnas) Paralimpik 2017,
di Bandung, Jawa Barat. Hanya turun di dua Cabang Olahraga (Cabor), Atletik
menjadi penyumbang terbanyak dengan 6 emas, 2 perak dan 1 perunggu.
Renang Papua menorehkan 4 emas, 2 perak dan 3
perunggu. Sementara Juara Umum Atletik dan Renang direbut tuan rumah Jawa Barat
dengan total medali 44 emas, 30 perak dan 9 perunggu.
Di hari terakhir pertandingan, Petrus Wiss
menutup perburuan medali dengan menyumbangkan 1 Perunggu di nomor 50 meter gaya
bebas S8 Putra. Sehingga Papua sukses mengumpulkan total medali 10 emas, 5
perak dan 3 perunggu.
Ketua Umum National Paralympic Commite (NPC)
Papua H. Jaya Kusuma dalam keterangannya mengapresiasi perjuangan seluruh atlet
Papua yang mengharumkan nama daerah. Meski hasilnya diakui menurun, lebih
khusus pada dua cabang olahraga unggulan, yakni renang dan atletik.
Oleh karenanya, dia berjanji selepas Kejurnas tersebut
akan melakukan evaluasi prestasi disemua cabor, termasuk menilai kinerja pelatih
maupun atlet. “Termasuk kita nilai hasil di Peparnas 2016 Jabar maupun
Peparpenas Solo. Mengapa demikian, sebab Papua nantinya akan menjadi tuan rumah
Peparpenas 2019 dan Peparnas 2020. Sehingga kita harus benar-benar siapa dari
segala sisi,” ucapnya.
Sekembalinya ke tanah Papua, dirinya juga
mengaku akan segera membentuk kepengurusan NPC di kabupaten serta menggelar
kejuaraan daerah.
“Sebab selain fokus kepada pembinaan prestasi,
kita ingin mencari mendapatkan bibit atlet baru potensial yang dipersiapkan
pada multi ivent Papua.
“Selain membentuk kepengurusan NPC di daerah,
kami secepatnya akan melakukan pertemuan dengan pemerintah provinsi untuk
membahas kepengurusan panitia Peparnas 2020,” kata dia
Sementara, pelatih kepala Atletik NPC Papua
Pillipus Pamanggori menambahkan selepas Kejurnas tersebut, atletnya
dipersiapkan untuk mengikuti pelatihan nasional (pelatnas).
“Tapi meski akan dipanggil Pelatnas, nanti ada
yang harus dievaluasi pada cabor atletik”.
“Mungkin setelah di Papua kami mesti mendorong Kejuaraan
daerah (Kejurda) untuk mencari muncul bibit baru. Sebab kita perlu regenerasi
atlet untuk persiapan tuan rumah Peparpenas 2019 dan 2020,” tutupnya.