Legislator Dewan Perwakilan Rakyat Papua
(DPRP) mengharapkan personil Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT. Papua
Divestasi Mandiri, yang akan mengelola 10 persen saham Pemprov Papua dan Pemkab
Mimika di Freeport, wajib menunjuk pihak-pihak yang berkompeten dan profesional
di bidang pertambangan.
Hal itu, disampaikan Ketua Komisi III DPR
Papua Carolus Bolly, dalam keterangan pers, di Jakarta, pekan lalu.
Menurut dia, pasca penandatangan perjanjian
ini, secara teknis DPRP bersama PT. Papua Divestasi Mandiri akan segera duduk
bersama dan menghitung besaran total keikutsertaan saham Papua di Freeport.
“Dengan demikian, (personil PT. Papua
Divestasi Mandiri) haruslah yang menguasai bidang terkait. Sehingga akan
maksimal dalam mengelola deviden dari pembagian saham itu,” harapnya.
Sebelumnya, Pemerintah Provinsi Papua
mengkonfirmasi telah membentuk BUMD untuk mengelola 10 persen saham di PT.
Freeport bersama PT. Inalum, yang diserahkan oleh pemerintah pusat.
Menurut Gubernur Papua Lukas Enembe, dengan
penyerahan saham ini, Pemprov Papua dan Pemkab Mimika dipastikan tidak akan
mengeluarkan anggaran sepeser pun. Hanya saja, untuk mekanisme selanjutnya akan
diatur oleh PT. Inalum sebagai holding perusahaan.
“Yang pasti BUMD sudah ada dan kita namakan
PT. Papua Divestasi Mandiri. BUMD ini yang nanti mengurui persoalan saham Papua
dan Kabupaten Mimika. Sebab nanti dari 10 persen saham itu, Papua akan
mengelola 3 persen sementara Pemkab Mimika 7 persen,” terang dia.
Ketua DPRP Yunus Wonda menilai positif gerak
cepat Pemerintah Provinsi Papua yang telah membentuk BUMD untuk membantu
mengelola 10 persen saham di Freeport. Dirinya berharap seluruh saham itu dapat
dipergunakan sebesar-besarnya untuk kemajuan masyarakat diatas negeri ini.
Pada kesempatan itu, dia katakan 10 persen
saham di Freeport yang diterima Papua, tak terlepas dari komitmen dari Presiden
Jokowi. Dimana, Presiden menyatakan komitmennya untuk membangun Papua.
Oleh karenanya, ia tak lupa menyampaikan
penghargaan setinggi-tingginya kepada Presiden Jokowi yang selama 54 tahun
Freeport beroperasi di Papua, baru tahun ini bisa memiliki saham.
“Sehingga bagi saya ini merupakan perjuangan dan
perhatian yang sangat luar biasa besar dari Presiden Jokowi. Beliau sangat
memperhatikan kesejahteraan masyarakat Papua”.
“Oleh karena itu, kedepan DPRP bersama Gubernur kami
sudah berkomitmen untuk membuat regulasi-regulasi, yang mana ada 17 item yang
kita ajukan kepada Freeport kedepan,” terangnya.