Dinas Kesehatan Provinsi Papua mengumumkan
telah membuka posko kesehatan di Agats Kabupaten Asmat, guna melakukan validasi
data kematian anak di kabupaten tersebut, sebagaimana laporan kematian puluhan
anak akibat Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk beberapa pekan
lalu.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Papua, Aloysius Giay, di Jayapura, Senin (22/1) pagi.
Selain membuka posko, Dinas Kesehatan Papua
melalui instruksi Gubernur Lukas Enembe, telah menerjunkan tim yang terdiri
dari 10 tenaga medis, guna menetap selama setahun kedepan di Asmat, melakukan
penanganan kesehatan.
Tim ini, tak hanya diisi oleh dinas kesehatan
saja, melainkan tergabung dari tim Kementerian Kesehatan serta TNI/ POLRI.
“Yang pasti tim ini diharapkan bisa melakukan
pemulihan terhadap pelayanan kesehatan di Asmat. Lebih utama bagi anak-anak
yang terkena dampak dari kasus KLB campak dan gizi buruk.
“Saya sendiri juga akan kesana mendampingi
para tenaga medis ini. Termasuk membawa logistik dan kebutuhan lainnya untuk
masyarakat disana. Ini menunjukan betapa kami sangat serius untuk melakukan
penanganan kesehatan di Asmat,” ucapnya.
Dia tambahkan, sesungguhnya kematian di Asmat
karena campak dan gizi buruk, juga terjadi di sejumlah kabupaten lainnya. Hanya
saja, patut dilihat dengan seksama apakan jumlah yang meninggal itu sesuai
dengan yang disekpos ke publik atau sebaliknya.
Oleh karenanya, dia berharap tim yang
diturunkan itu dapat segera melaporkan hasil pendataan terhadpa kematian di
Asmat.
“Karena standar operasional prosedurnya (SOP)
begitu apalagi untuk kematian. Yang pasti kami di provinsi tidak bisa hanya
karena ada laporan seseorang bahwa ada warga meninggal di kampung A sebanyak 10
orang lalu di tindaklanjuti menjadi bahan publik secara nasional”.
“Makanya kami dinas kesehatan sampai saat ini belum
tanggapi mengenai jumlah kematian dan kabar KLB di Asmat,” terangnya.