Dewan Pimpinan Daerah (DPD)
Partai Demokrat Provinsi Papua mendesak Kepoisian Negara Republik Indonesia
(Polri) untuk segera menelusuri dugaan fitnah terhadap SBY, selaku ketua umum
partai berlambang “mercy” tersebut.
“Polri tidak boleh tinggal diam, sebab kami melihat
apa yang dilakukan pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya kepada SBY terkait
permasalahan e-KTP, sudah mencemarkan nama baik ketua umum kami”.
“Untuk itu, kami tidak akan tinggal diam
karena apa yang telah dilakukan telah melukai hati kami para kader Demokrat di
Papua,” terang Sekretaris Umum DPD Demokrat Papua Carolus Boly, di Jayapura,
kemarin.
Carolus yang juga Legislator DPR Papua ini
mengaku geram dengan dugaan fitnah yang diarahkan kepada mantan Presiden RI
tersebut. Dirinya pun mengutuk keras dugaan itu karena sangat tidak berdasar.
“Karena itu, kami Demokrat Papua turut serta
bersama kawan-kawan se-Indonesia menyatakan tidak menerima Ketua Umum Partai
Demokrat di fitnah untuk kesekian kalinya oleh pihak-pihak tertentu,” tegasnya.
Dia mendorong agar masalah fitnah di tingkat
pusat itu, segera dirampungkan secepatnya. Sekaligus mampu mengusut tuntas
motif dibalik dugaan fitnah yang dilakukan oleh pengacara Setya Novanto.
“Sebab dengan begitu, kita harap suasana yang
kondusif tetap bisa terjaga dan suasana tidak menjadi gaduh. Dengan begitu,
semua proses Pilkada di Papua maupun Indonesia, harapannya dapat berjalan aman,
damai dan demokratis,” harap dia.
Sementara Apedius Mote, salah satu Kader Partai
Demokrat mengaku pihaknya tak tinggal diam menghadapi fitnah itu. Apalagi saat
ini tengah dalam musim Pilkada.
“Sebab ini adalah fitnah yang kesekian lagi
bagi SBY dan ini sangat melukai Demokrat. Yang pasti fitnah ini sangat
berdampak di daerah, sebab kita melihat ada
sinyalemen atau upaya masif dan terstuktur untuk menjatuhkan partai Demokrat
menuju tahun Pemilu”.
“Sehingga kali ini kita tidak tinggal diam,
kita akan bereaksi dan melawan fitnah itu,” tandasnya.