Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) pada tahun ini akan fokus pada penyelamatan sumber daya alam, seperti di
sektor kehutanan, perkebunan, kelautan dan pertambangan.
Menurut Koordinator Supevisi Pencegahan KPK
Wilayah Papua, Maruli Tua, pihaknya akan mengundang pimpinan lembaga maupun
organisasi perangkat daerah (OPD) di bumi cenderawasih, untuk bersama-sama
menandatangani deklarasi tersebut, pada awal Maret mendatang.
“Sebab untuk tahun depan, proses pencegahan
korupsi sudah tidak terlalu banyak lagi. Karena ada proses politik (Pemilu
legislatif dan Pemilihan Presiden). Sehingga hal yang perlu dikhawatirkan
adalah keputusan pejabat di daerah mengenai tata kelola keuangan,” aku dia di
Jayapura, kemarin
Masih dikatakan, pada tahun depan juga, KPK
juga akan fokus untuk membenahi tata kelola dana kampung. Karena itu, dia
berharap Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP), Pemda dan BPKP dapat turut
serta meminimalisir penyimpangan dalam hal pengawasan dan pengelolahan dana
kampung.
Sementara menyoal pelaksanaan rencana aksi
program pemberantasan korupsi terintegrasi di Papua, dia mengeluhkan belum
seluruh pemda kabupaten yang secara maksimal menjalankan kegiatan itu. Bahkan
terkesan lamban atau jalan di tempat.
Hal demikian terungkap dalam hasil monitoring
dan evaluasi (Monev) yang dilakukan KPK, terkait program yang dicanangkan sejak
18 Juli 2017 lalu.
"Memang kita akui ada kemajuan yang
signifikan di beberapa kabupaten. Tapi juga ada yang biasa biasa saja dan jalan
ditempat”.
“Padahal sebelumnya kami sudah sampaikan ke
masing – masing Sekda yang memegang peran penting selaku pimpinan di
kabupatennya. Sebab jika sampai tahun ini masih ada yang malas-malasan, maka
dipastikan akan tertinggal. Bahkan untuk melakukan pencegahan pun itu sulit,”
tutur dia.
Sayangnya Maruli enggan menyebut kabupaten
mana saja yang belum secara maksimal menjalankan rencana aksi itu. Ia berharap
hasil dari monitoring dan evaluasi ini, mampu memperbaiki pembinaan sistem
pengelolaan keuangan di 29 kabupaten dan
kota.