Pemerintah Pusat diminta untuk meningkatkan
biaya perekaman e-KTP, yang sampai saat ini hanya berjumah sekitar Rp500 juta
dari Dana Alokasi Umum (DAK).
Menurut Bupati Yahukimo Abock Busup, nilai itu sangat kecil
mengingat perekaman e-KTP mesti dilakukan pada 517 kampung dan 51 distrik.
“Itu makanya perekaman e-KTP di Yahukimo sampai saat ini
masih kurang maksimal. Dimana dari jumlah 405.000 penduduk yang ada, hanya
sekitar 10 ribu saja yang memiliki e-KTP. Mestinya alokasi dana dari pusat tak
hanya Rp500 juta sebab ini juga kan program Jakarta bukan kami di Yahukimo,”
terang dia di Jayapura, Rabu (4/4).
Diakuinya, saat ini perekaman e-KTP di seluruh Provinsi
Papua belum sampai pada nilai persentase yang diharapkan. Penyebabnya tak lain
ada pada penganggaran. Sebab selain pemerintah pusat hanya memberikan anggaran
yang kecil, perekaman e-KTP tidak diperbolehkan menggunakan anggaran APBD.
“Itu sebabnya kami katakan kalau Jakarta kasih uang besar,
kita juga pasti bisa memaksimalkan program itu. Tapi kalau anggarannya tidak
cukup, ya kita upayakan yang terbaik. Sebab beban yang saya mau laksanakan itu lima
ratusan kampung. Dan butuh biaya besar untuk turun ke satu kampung untuk
melakukan perekaman,” tuturnya.
Pada kesempatan itu, dia berharap pemerintah tak hanya
memberi program tapi turut memberi solusi atas keterbatasan dan akses topografi
yang sangat sulit di Yahukimo.
“Sebab Pemkab Yahukimo tidak saja fokus (urus) e-KTP. Karena
masih ada kegiatan pembangunan lain yang mesti dijalankan,” terang dia.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kementerian Dalam Negeri Zudan Arif Fakrulloh menyebut jumlah perekaman
e-KTP masih dibawah 50 persen. Dia berharap seluruh kabupaten di Papua mampu
meningkatkan perekaman e-KTP paling tidak mencapai 70 persen di 2018 ini.
Sementara menyinggung mengenai ketersediaan jaringan
internet yang minim baik di wilayah pedalaman pesisir maupun pegunungan, dia
menyebut hal itu bukan merupakan kendala utama dalam perekaman e-KTP.
Sebab saat ini, ketiadaan jaringan internet dapat disiasati
dengan melakukan perekaman secara offline. Selanjutnya, hasil perekaman offline
ini akan dikirim kirim ke pusat setibanya di area yang memiliki jaringan
internet.