Penjabat Gubernur Papua Soedarmo menyoroti
perputaran uang di bumi cenderawasih, khususnya di Kota Jayapura, yang justru
lebih banyak dibawa ke Jakarta, setelah hanya dapat bertahan selama seminggu.
Hal ini dikutip Gubernur Soedarmo sebagaimana hasil surveri
Bank Indonesia, menyikapi pertanyaan pers terkait perkembangan ekonomi Papua,
pekan lalu di Jayapura.
“Kalau kita lihat perputaran ekonomi di Jayapura ini, dari
survei dari BI banyak dana yang masuk ke Jayapura tapi hanya bertahan satu
minggu. Setelahnya hilang. Hilang kemana? ke Jakarta,” terang dia.
Masih dikatakan, hal demikian perlu disikapi secara baik
oleh para pihak terkait, termasuk kepala daerah di seluruh bumi cenderawasih,
agar perekonomian bumi cenderawasih dapat tumbuh lebih baik dan maksimal.
“Sebab dengan begitu, tingkat kesejahteraan masyarakat akan
bisa ditingkatkan. Karena bagaimana dapat mengangkat perekonomian bila uang
yang mesti beredar di Jayapura, justru dibawa keluar,” terangnya.
Dirinya menyambut baik sejumlah kebijakan pembangunan pasar
yang dilakukan pemerintah daerah, tak terkecuali program Presiden Joko Widodo,
yang baru-baru ini memfasilitasi didirikannya Pasar Mama-Mama Papua.
Dimana pasar tradisional dengan konsep modern ini,
diharapkan mampu menampung hasil bumi para mama-mama Papua untuk kemudian
dijual kepada masyarakat dengan harga yang terjangkau serta tingkat kebersihan
dan mutu baik.
“Sebab dengan sebanyak-banyaknya dibangun pasar seperti ini,
saya yakin kedepan akan bisa merangsang para Mama-Mama Papua untuk bisa menjual
di pasar yang telah disiapkan. Dengan demikian maka diharpakan perputaran
ekonomi bisa jalan lebih baik dibanding sebelumnya,” harap dia.
Pada kesempatan itu, dia mengajak masyarakat maupun
pengusaha agar dapat menginvestasikan uangnya di Jayapura. Dia berharap dana
yang tersebut dapat digunakan untuk menyokong pembangunan ekonomi diatas tanah
ini.