Penjabat Gubernur Papua Soedarmo mengaku
bangga dengan kehadiran sejumlah organisasi kemasyarakatan (ormas) perempuan di
seluruh bumi cenderawasih. Soedarmo yang juga menjabat Direktur Jenderal
Politik dan Pemerintahan Umum Kemendagri pun ingin mendorong pembentukan ormas
perempuan agar tumbuh “subur” diatas tanah ini bahkan diseluruh Indonesia.
“Sebab saya tahu ormas perempuan sampai hari ini tidak
pernah membuat hal-hal yang kita anggap melanggar aturan yang ada”.
“Karena itu, saya harap nanti terus muncul ormas perempuan
yang lebih banyak dibandingkan yang lain,” terang Gubernur Soedarmo di
Jayapura, saat menghadiri pengukuhan kepengurusan FPPI periode 2018 - 2022, di
Sasana Krida Kantor Gubernur Dok II Jayapura, pekan lalu.
Dia kemukakan, baru-baru ini pemerintah melalui kementerian
dalam negeri, telah mencabut izin satu ormas yang dinilai telah melakukan satu
kegiatan yang bertentangan dengan Pancasila. Ormas tersebut, yakni Hizbut
Tahrir Indonesia (HTI).
Pencabutan ormas itu, dinilai sudah tepat sebab dinilai
sangat meresahkan. “Makanya dengan berat hati pemerintah melalui Peraturan
Pengganti Undang Undang (Perpu) mencabut ormas itu, walaupun masih ada gugatan.
Tapi saya yakin dan percaya pengadilan akan menolak gugatan itu,” tuturnya.
Dia berharap semua ormas yang ada dapat benar-benar menjunjung
tinggi dasar negara kesatuan republik Indonesia, yaitu Pancasila.
“Untuk itu, saya minta kita semua ormas yang ada terus tingkatkan
dan pelihara masalah kebhinekaan dan keberagaman. Karena itu kodrat daripada
Tuhan yang mana kuasa dan keniscayaan yang harus diterima. Namun juga harus dipelihara
supaya menjadi kekuatan bagi bangsa dan negara ini,” jelasnya.
Sebelumnya, Mendagri Tjahjo Kumolo dalam kunjungannya ke
Jayapura, Papua, mengingatkan seluruh ormas yang ada agar tidak menyesatkan
masyarakat dengan ajaran dan pemahaman menyimpang, yang berpotensi memecah
belah persatuan dan kesatuan bangsa.
“Ada 367.172 organisasi kemasyarakatan di Indonesia. Kalau
ormas agama silahkan berdakwah sesuai agamanya. Tapi jangan membuat masyarakat
sesat,” serunya.
Ia juga mengharapkan pemerintah dan masyarakat untuk saling
mengkontrol satu sama lain, saling mengingatkan dan berani menentukan sikap
siapa kawan dan lawan.