Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) mengklaim
telah memiliki sekitar 2.772 anggota. Anggota sebanyak itu, seluruhnya
merupakan pengusaha asli Papua yang terdiri dari pengusaha kecil, menengah
hingga besar.
Kendati telah memiliki anggota ribuan pengusaha asli, Ketua
Umum KAPP Pusat Merry Costavina Yoweni mengaku belum puas. Dia meyakini, masih
banyak pengusaha asli Papua yang belum terdaftar di kabupaten/kota.
“Makanya nanti dengan adanya pembenahan data base oleh KAPP,
diharapkan kami bisa kembali meningkatkan keanggotaan”.
“Kita juga tak ketinggalan bakal melaksanakan kunjungan
kerja ke kabupaten/kota di seluruh Papua bahkan Papua Barat. Sehingga
diharapkan KAPP dapat lebih dikenal oleh pengusaha asli yang ada di seluruh
tanah ini,” terang Merry.
Dia katakan, saat ini secara khusus KAPP bakal membagi tim untuk turun ke
daerah-daerah. Kunjungan itu, sekaligus mensosialisasikan Pergub yang sudah
terbit sebagai petunjuk teknis Pergub No. 45 tahun 2017.
“Sehingga jika kami sudah bisa selesaikan perdasus itu, kami
nantinya akan memberikan penjelasan lebih detail kira-kira berapa persen dari
dana otsus yang nantinya dikelola oleh pengusaha asli Papua. Dengan demikian,
kita harap sekitar dua tiga tahun kedepan, Pergub tersebut bisa dinikmati oleh
sekian banyak orang Papua diatas negeri ini,” ucapnya.
Dia tambahkan, selama tahun 2018, pihaknya akan fokus
membenahi data base miliknya, sehingga dapat lebih siap dalam mengembangkan
perekonomian orang asli Papua (OAP).
Pembenahan ini dimulai dengan adanya kerja sama bersama tim
Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau dari Pemerintah Inggris.
"Yang pasti, kerja sama ini akan menunjang kualitas
sumber daya manusia KAPP di bidang "soft skill" seperti manajemen dan sistem "data base" serta lainnya," terangnya.
Kerjasama ini juga, tambah dia, sudah dimulai dengan
pembenahan sistem Teknologi Informasi (TI) dalam menyusun "data base" KAPP
pada tingkat pusat hingga daerah.
“Sehingga kedepan diharapkan KAPP dapat memiliki "data base" yang lebih jelas, spesifik, berkluster dan lain-lain sehingga bisa lebih tepat
sasaran kepada pengusaha," tutupnya.