HIV/AIDS di Papua Per 31 Maret 2006, Meningkat Sebanyak 2199 Kasus
Jayapura-Tingkat penyebaran kasus HIV/AIDS di Papua hingga saat ini, masih terus memperlihatkan jumlah peningkatakan yang cukup signifikan. Hal itu, telihat dari data terakhir Dinas Kesehatan Provinsi Papua per tanggal 31 Maret 2006, yang menyebutkan angka HIV/AIDS sebanyak 2199 kasus, terbagi atas kasus HIV (+) sebanyak 1226 kasus, 973 AIDS, dan 289 orang diantaranya telah meninggal dunia. Satu hal yang paling mengkhawatirkan, kasus HIV/AIDS terbanyak justru pada kelompok usia produktif, diantara 15-39 tahun atau sekitar 75,2 persen.
Sedangkan jumlah kasus HIV/AIDS tertinggi, terdapat pada kelompok usia diantara 20-29 tahun dengan jumlah kasus sebanyak 916 atau sekitar 61,65 persen, kelompok umur 30-39 tahun sebanyak 544 kasus atau usekitar 27,7 persen dan kelompok umur 40-49 tahun sebanyak 203 kasus atau sekitar 9,2 persen.
Dari hasil estimasi Dinas Kesehatan Provinsi Papua tahun 2005 lalu, disebutkan sebanyak 11.660 orang di Papua telah terinveksi HIV. Disinyalir pria beresiko tinggi sebanyak 1.310 orang dan wanita beresiko tinggi sebanyak 1.280 orang. Sedangkan untuk kelompok beresiko (pria dan wanita) hanya sekitar 22,2 persen, pria dewasa lain sebanyak 6.180 orang, wanita dewasa lain sebanyak 2.890 orang dan kelompok masyarakat umum sekitar 77,8 persen.
Kemudian, untuk epidemi HIV/AIDS di Papua, menyebar dalam populasi umum (generalized epidemic), yang 90 persen penyebarannya melalui hubungan seks. Disamping itu, Papua memiliki angka prevalensi tertinggi di Indonesia, yakni 49,06 per 100.000 penduduk, yang menunjukan bahwa jumlah angka tersebut lebih tinggi dari angka rata-rata nasional, yakni sebesar 2,65 per 100.000 penduduk.
Dalam gambaran secara umum, penduduk Papua pada tahun 2002 lalu, sebesar 2.377.841 jiwa, kemudian untuk jumlah usia kerja adalah sebesar 1.403.395 jiwa. Sebanyak 660.000 jiwa (67,9 persen) diperkirakan terinveksi HIV. Sedangkan estimasi Depkes RI pada bulan November 2003 menyebutkan bahwa kasus HIV/AIDS di Papua sebanyak 14.280 rawan terinveksi HIV.
Melihat tingginya tingkat penyebaran penyakit mematikan ini, maka diperlukan pemahaman masyarakat tentang HIV/AIDS yang belum diwujudkan dalam perilaku sehari-hari serta melakukan program pencegahan dan penaggulangan HIV/AIDS dilingkungan, keluarga dan masyarakat dengan mengakmpanyekan bahaya HIV/AIDS.
Ketua Komisi Penanggulangan ADIS (KPA) Daerah Provinsi Papua, Drh. Constant Karma, mengatakan dalam isu strategis yang ada, penyebab tingginya jumlah kasusu HIV/AIDS di Papua diakibatkan masih adanya presepsi yang berkembang bahwa program penanggulangan dan pencegahan hanya tanggung jawab sector kesehatan saja dan bukan tanggung jawab semua lapisan masyarakat, serta belum adanya koordinasi yang baik diantara KPA dengan Badan Narkotika Provinsi (BNP) dalam program pendegahan dan penaggulangan HIV/AIDS dan Narkotika, Psikotropika, dan zat Adiktif) Napza. Disamping itu, perilaku seks berisiko yang merata di kota dan dikampung, rendahnya pemanfaatan pemakaian kondom pada kelompok yang memiliki perilaku seks beresiko serta penggunaan Narkoba suntikan yang merupakan modus baru penyebaran HIV/AIDS.
Menurutnya, pemerintah telah cukup banyak membuat kebijakan program penanganan HIV/AIDS di Papua. Diantaranya, penyebaran informasi tentang HIV/AIDS melalui komunikasi, informasi dan edukasi, yang berupa pemberian informasi kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, Infeksi Menular Seksual (IMS), dan Napza bagi remaja di lingkungan sekolah maupun luar sekolah, serta melakukan penyebaran informasi dan kampanye HIV/AIDS melalu media massa.
Menurut Karma, penanggulangan dan pencegahan virus mematikan ini, seharusnya tidak hanya menjadi tugas dari instansi maupun institusi yang berwenang. Namun, lanjutnya, virus HIV/AIDS adalah salah satu wabah penyakit yang harus dilawan oleh seluruh lapisan masyarakat, baik pemerintah, swasta dan masyarakat umum.
"Saya harap agar seluruh masyarakat mau memerangi HIV/AIDS dengan ikut memberikan informsi bahaya HIV/AIDS di lingkungan tempatnya bergaul. Saya juga berharap agar masalah HIV/AIDS tidak hanya menjadi masalah institusi terkait saja, namun menjadi tanggung jawab seluruh komponen masyarakat di Papua, dengan ikut mengkampanyekan penggunaan kondom bagi pria beresiko tinggi dan menjauhi Narkoba.
Ingat HIV/AIDS dapat membunuh siapa saja dan mari kitorang bertanggung jawab untuk mencegah dan menanggulangi penyebaran virus mematikan ini," harapnya.**