Pemerintah Provinsi Papua mendorong
keterwakilan kaum perempuan di bumi cenderawasih untuk dapat duduk sebagai
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, pada pemilu legislatif yang akan diselenggarakan
pada 2019 mendatang.
Hal ini disampaikan Asisten Bidang Pemerintahan Sekda Papua
Doren Wakerkwa pada penguatan kapasitas bagi perempuan potensial bakal calon
anggota legislatif, kerja sama Pemprov Papua dengan Kementerian Perempuan dan
Perlindungan Anak RI, Rabu (11/7), di Jayapura.
Menurut Doren kedudukan kaum perempuan sama dengan
laki-laki. Oleh karenanya, dia berharap
agar kaum perempuan yang selama ini dipandang “sebelah mata” dan kurang
diperhitungkan, wajib membuktikan diri dalam pemilihan umum legislatif tahun
depan.
“Setidaknya mampu mengisi kuota 25 persen bagi kaum
perempuan di kursi DPR Papua maupun DPRD seluruh Kabupaten/Kota. Sebab
sebelumnya keterwakilan perempuan sangat minim, sehingga memang perlu kerja
keras,” harap dia.
Dikatakan, rendahnya keterwakilan perempuan dalam lembaga
legislatif, cukup berdampak pada persentase kepemimpinan saat ini. Dimana dari
pengatamannya, masih sedikit kaum perempuan yang duduk pada posisi dan jabatan
strategis di lingkungan pemerintahan.
Padahal, kaum perempuan Papua punya hak dan potensi untuk
berbicara tentang pemerintahan, pembangunan, perekonomian, pendidikan serta kesehatan
dan masalah sosial lainnya yang terjadi di atas tanah ini.
Oleh karenanya, dia berharap melalui pelatihan penguatan
kapasitas tersebut, seluruh kaum perempuan yang mengikuti kegiatan penguatan
kapasitas, mampu menyerap seluruh ilmu yang diberikan guna memenuhi kuota 30
persen secara nasional, khusus di Papua.
“Supaya juga pada Pileg nanti ada nanti keterwakilan
perempuan dan tidak didominasi oleh kaum laki-laki,” terang dia.
Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan
Keluarga Berencana Papua Annike Rawar berharap melalui kegiatan ini, mampu
dihasilkan lebih banyak kaum perempuan yang terjun dalam bidang politik.
“Supaya nantinya mereka nantinya bisa mengawasi kinerja
pemerintah sekaligus memperjuangkan upaya mengakhiri kekerasan terhadap
perempuan dan anak, mengakhiri perdagangan manusia serta mengakhiri kesenjangan
ekonomi,” tutupnya.