Konferensi AIDS dunia yang ke-22 di
Amsterdam Belanda, Jumat akhir pekan kemarin resmi ditutup.
Pendeta Ester Wanda yang juga Direktur Lembaga YPPM Papua
sebagai salah satu rombongan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Papua, menyambut
positf hasil-hasil yang disepakati dalam konferensi tersebut, dimana
diantaranya tegas menolak hubungan antar sesama jenis.
Meski sempat diwarnai sejumlah aksi demo, lebih khusus oleh
kelompok gay atau sesama jenis pria, pelaksanaan konferensi berlangsung aman.
Dimana, kelompok tersebut menuntut dunia
agar mengakui keberadaan mereka dan dilegalkan secara hukum.
“Saya yang hadir di Amsterdam, Belanda dalam Konferensi AIDS
dunia mewakili Sinode Gereja di Tanah Papua tegas mengatakan, gereja menolak keras perilaku tersebut. Kami
berharap hubungan antar sesama pria atau gay,
takkan pernah diterima di Indonesia, apalagi masuk ke Tanah Papua. Sebab
Pemerintah Belanda melegalkan hubungan antar sesama, sehingga tak heran di
Amsterdam disediakan tempat untuk komunitas gay berkumpul,” terang dia.
Meski secara umum ia puas atas capaian hasil konferesni,
namun Ester Wanda mengkritsi ketidakterlibatan gereja dalam konferensi
tersebut, padahal lembaga merupakan pihak yang memberi penguatan terutama dalam
memberikan pelayanan firman Tuhan kepada orang yang terjangkit virus HIV/AIDS.
Sementara KPA Provinsi Papua dalam konferensi tersebut
berpartisipasi mengikuti pameran dengan membuat stand utusan Papua di arena
Konferensi AIDS International 2018, yang telah berakhir kemarin di Amsterdam,
Belanda.
Stand pameran Papua berukuran lumayan luas, berdekatan
dengan stand milik Kementerian Kesehatan RI yang justru berukuran kecil.
Materi pameran yang ditampilkan Papua pun lebih banyak dan
bervariasi, ketimbang stand Kementerian RI yang hanya memamerkan beberapa kain
batik dan pamflet data soal HIV Aids di Indonesia.
Perlu diketahui, Papua adalah satu-satunya provinsi di
Indonesia yang hadir dalam konferensi tersebut. Stand pameran Papua diseting
dengan back ground gambar Kota Jayapura, serta gambar-gambar adat di Papua, termasuk
menjajakan berbagai pernik2 khas Papua yang dijual murah meriah, sehingga
menarik dikunjungi para peserta.
Penanggung jawab pameran dari KPA Papua Frenky Ivakdalam
mengaku puas melihat animo pengunjung yang masuk ke stand Papua.